Mukjizat Nabi Saleh AS
Kisah Nabi Saleh AS diceritakan dalam surah Al-A'raaf, ayat 73 hingga 79, surah "Hud" ayat 61 hingga ayat 68, dan surah Al-Qamar ayat 23 hingga ayat 32. Berikut ini salah satu ayatnya, yaitu surah Al-A'raaf ayat 73:
Artinya:"Dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadaku bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih."
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkurban. Mereka pun minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharakan kebaikan serta kebahagiaan dari berhala-berhala tersebut. Mereka tidak dapat melihat dan memikirkan lebih jauh. Allah Ta'ala tidak akan menurunkan azab dan siksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjuk oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Dipilihlah oleh Allah Ta'ala seorang nabi bernama Saleh. Nabi Saleh AS adalah seorang yang telah dipilih-Nya dari suku Tsamud sendiri. Ia berasal dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya. Nabi Saleh AS dikenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati, dan ramah-tamah dalam pergaulan sehari-hari.
Nabi Saleh AS diutus oleh Allah Ta'ala untuk memperingatkan kepada kaum Tsamud agar berbuat kebaikan dan kebajikan. Ia mengharapkan kaumnya agar mereka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala dan beriman kepada Allah Yang Maha Esa serta bertobat dan memohon ampun kepada-Nya.
Mendengar seruan dakwahnya Nabi Saleh AS tadi, kaum Tsamud terkejut seketika. Mereka menolah ajakan Nabi Saleh AS itu. Menurut mereka, Nabi Saleh AS merupakan harapan untuk memimpin mereka dengan kepandaian berpikirnya. Akan tetapi, segala harapan itu menjadi meleset dan hilangnya kepercayaan mereka kepada Nabi Saleh AS akibat bertentangan dan menyalahi adat-istiadat dan tata cara hidup yang sudah mereka jalani. Mereka tidak mempercayai perkataan Nabi Saleh AS, bahkan meragukan kenabiannya. Mereka tetap terus bertahan dengan pendiriannya dan tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka.
Nabi Saleh AS memperingatkan mereka agar mengikuti ajakannya untuk beriman kepada Allah Ta'ala yang telah mengaruniakan rezeki dan menyejahterakan kaum Tsamud. Kemudian, Nabi Saleh AS pun menceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat siksa dan azab dari Allah Ta'ala karenamenentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Begitu pun terhadap kaum Tsamud. Jika mereka tidak mengikuti ajaran Allah Ta'ala maka azab Allah akan datang.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang sebagian besarnya terdiri dari orang-orang miskin menerima dakwah Nabi Saleh AS dan beriman kepada Allah Ta'ala. Akan tetapi, bagi golongan orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras diri menolak ajakan Nabi Saleh AS dan mengingkari kenabiannya. Mereka menganggap Nabi Saleh AS dan para pengikutnya telah menjadi gila. Akal dan pikiranmu sudah kacau sehingga tidak sadar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal. Kaum Tsamud menganggap, kata-kata Nabi Saleh AS tersebut memiliki keinginan untuk mengejar kedudukan di kalanggan kaumnya. Mereka dengan tegas mengatakan tidak akan mengikuti jalan yang diserukan oleh Nabi Saleh AS. Mereka tetap akan mengikuti adat yang diwarisi oleh nenek moyangnya dahulu.
Segala upaya untuk berdakwah dilakukan oleh Nabi Saleh AS sehingga semakin banyak pula orang-orang dari kaum Tsamud yang mengikuti ajarannya. Akan tetapi, banyak pula rintangan atau kendala yang dihadapi oleh Nabi Saleh AS. Hal ini karena banyaknya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud yang berusaha membendung arus dakwahnya. Untuk membuktikan kebenaran akan kenabiannya, Nabi Saleh AS membuktikan dengan mukjizat dari Allah Ta'ala dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada diluar kekuasaan manusia.
Sesuai dengan permintaan pemuka-pemuka kaum Tsamud, Nabi Saleh AS berdoa memohon kepada Allah Ta'ala agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tantangan kaumnya. Ia memohon kepada Allah Ta'ala dengan kekuasaan-Nya untuk menciptakan seekor unta betina yang dikeluarkan dari sebuah batu karang besar yang terdapat disisi sebuah bukit yang mereka tunjuk. Akhirnya, atas seizin Allah Ta'ala yang maha kuasa lagi maha pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluarlah seekor unta betina. Nabi Saleh AS pun memperingatkan kaum Tsamud agar tidak mengganggu unta itu karena Allah Ta'ala akan menurunkan azab-Nya.
Kemudian unta yang keluar dari batu itu, ke ladang untuk memakan rumput tanpa mendapat gangguan. Ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuasnya. Ketika giliran unta Nabi Saleh AS itu datang minum, ternyata tiada seekor binatang lain berani menghampirinya. Hal ini mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang lainnya. Makin hari, makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh AS di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan yang sangat serius bagi hewan-hewan mereka.
Keberhasilan Nabi Saleh AS dalam mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut, membuat para pemuka kaum Tsamud gagal dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh AS. Bahkan sebaliknya, makin bertambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Akan tetapi, banyak cara yang dilakukan oleh penentang Nabi Saleh AS, yaitu dengan menghasut para pemilik ternak yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh AS yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mereka.
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh AS. Muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan menyerahkan dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Nabi Saleh AS. Disamping seorang janda itu, ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif. Mereka akan melakukan pembunuhan untuk meraih hadiah yang dijanjikan. Segeralah mereka melaksanakan niatnya untuk membunuh unta Nabi Saleh AS. Mereka membidiknya ketika unta itu hendak minum. Unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perut unta tersebut.
Para pemburu itu merasa bangga telah membunuh unta itu. Mereka segera ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh AS. Mereka mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak kaum Tsamud yang kafir. Berkata mereka kepada Nabi Saleh: "Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang selalu benar dalam kata-katanya."
Nabi Saleh AS menjawab: "Aku telah peringatkan kepada kalian, bahwa Allah Ta'ala akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah Ta'ala telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah Ta'ala dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah Ta'ala tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini, kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah Ta'ala dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."
Nabi Saleh AS memberitahu kaumnya bahwa azab Allah Ta'ala yang akan menimpa diatas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah. Kemudian, pada hari kedua hitam. Selanjutnya, pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah Ta'ala yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh AS kepada kaumnya, kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabi Saleh AS mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di malam hari. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali oleh mereka sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh AS untuk melaksanakan rencana jahatnya itu. Tiba-tiba berjatuhanlah diatas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dengan seketika mereka berjatuhan di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah Ta'ala telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir. Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah Ta'ala berangkatlah Nabi Saleh AS bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
0 komentar:
Posting Komentar