Kisah Teladan Rasulullah Muhammad SAW yang Banyak Membuat Orang Menangis
1001KisahTeladan.com – Terdapatlah seorang pengemis
Yahudi buta yang setiap hari menempati salah satu sudut pasar di Kota
Madinah. Bukan cuma mengemis, Ia juga berseru kepada orang-orang yang
berlalu-lalang di pasar tersebut, “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia!
Jauhi dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya
maka kalian akan terpengaruh olehnya.”
Teriakannya yang keras tak terlewatkan oleh seorang pun yang berjalan
di dekatnya. Setiap kali ada yang terdengar langkah kaki orang
melewatinya, pengemis buta itu selalu mengumpat Rasulullah Muhammad SAW,
dan mengatakan Muhammad adalah tukang sihir, orang gila dan sebagainya.
Pengemis Yahudi buta itu hampir setiap hari di temani oleh seseorang
di sampingnya. Orang tersebut dengan lemah lembut dan kasih sayang
menyuapi pengemis yang hampir tidak pernah berhenti untuk menghina dan
merendahkan Muhammad SAW. Orang tersebut hanya terdiam saat teriakan
makian dan hinaan itu keluar dari mulut Yahudi buta tersebut. Ia terus
menyuapi makanan ke mulut pengemis itu hingga habis.
Sampai pada suatu hari, si Pengemis Yahudi Buta tidak lagi ditemani
lagi oleh orang yang menyuapinya. Kemudian datanglah orang lain yang
membawakan nasi bungkus untuknya dan menawarkan diri untuk menyuapinya.
Orang lain yang menawarkan diri untuk menyuapi pengemis buta yang
tidak berhenti merendahkan Muhammad SAW tersebut adalah sahabat terbaik
Rasulullah, Abu Bakar Ash Shiddiq. Hati dan kepala Abu Bakar mendidih
mendengar sumpah serapah pengemis Yahudi tersebut.
Namun Abu Bakar menahan diri dan berusaha dengan lemah lembut
menawarkan diri untuk memberi makan kepada pengemis buta tersebut. Namun
bukan rasa terimakasih yang di dapat oleh Abu Bakar, jusru penyangkalan
dan hardikan keras dari pengemis tersebut.
“Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan,” hardik si pengemis buta.
“Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar.
“Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku.” Begitulah penyangkalan si pengemis buta kepada Abu Bakar.
Mendengar perkataan pengemis buta tersebut, Abu Bakar tak kuasa
membendung rasa harunya. Air matanya tumpah tak tertahankan, dadanya
turun naik, Beliau menangis sampai terisak-isak.
Salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW itupun berkata, “Memang,
benar, Aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu
suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang
itu.”
“Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap
hari menyuapimu tersebut. Orang yang dulu biasa ke sini dan memberimu
makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan amalan
yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan satu
pun amalannya setelah kepergiannya.”
Si pengemis buta Yahudi tersebut terdiam sejenak dan bertanya kepada
Abu Bakar siapa orang yang selama ini memberinya makan dan juga
menyuapinya.
“Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan kau rendahkan di
depan orang banyak di pasar ini,” jawab Abu Bakar kepada pengemis buta
itu.
Si pengemis Yahudi yang buta itu tertegun. Tak ada kata kata yang
keluar dari mulutnya, namun tampak bibirnya bergetar. Air mata pengemis
buta itu perlahan jatuh membasahi pipinya yang mulai berkeriput.
Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan
justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Ia
justru malah merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad
ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku.
Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di masukkan ke dalam
mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam tangisnya.
Pada saat itu juga, Si Pengemis Yahudi buta bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq, mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ Si
Pengemis buta memilih memeluk Islam setelah cacian dan sumpah
serapahnya kepada Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang oleh Nabi
Akhir Zaman tersebut.
Demikianlah kisah keteladanan Rasulullah Muhammad SAW yang sebaiknya
dicontoh oleh umat Beliau. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan
syafa’at dari Nabi Muhammad SAW di Hari Penghakiman kelak.. Amiin
0 komentar:
Posting Komentar