KISAH NABI YAHYA
Allah SWT berfirman:
"Di sanalah
Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: 'Ya Tuhanku, berilah aku
dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau
Maha Pendengar doa. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia
tengah berdiri melakukan salat di mihrab
(katanya): 'Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang
membenarkan kalimat (yang datang) dari
Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari
hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (QS. Ali 'Imran:
38-39)
"Hai Yahya,
ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami
berikan kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak, dan rasa belas
kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia
adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua
orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong dan durhaka.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia diiahirkan, dan pada
hari itu ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan kembali."
(QS. Maryam: 12-15)
"Hai Zakaria,
sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak
yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan
orang yang serupa dengan dia."
(QS. Maryam: 7)
Inilah Yahya seorang Nabi yang Allah SWT
bersaksi bahwa sebelumnya tak seorang pun
yang serupa dengannya. Yaitu seorang Nabi
yang Allah SWT berkata tentangnya:
"Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi
Kami." (QS. Maryam: 13)
Sebagaimana Khidir
diberi ilmu dari sisi Allah SWT, maka Yahya diberi rasa cinta
dari sisi Allah SWT. Al-Hanan ialah ilmu yang luas yang terkandung di dalamnya sesuatu
kecintaan yang dalam terhadap makhluk dan alam. Hanan ialah salah satu
dari tingat cinta vang bersumber dari ilmu.
Yahya adalah seorang Nabi yang menjadi cermin
dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya mengungkapkan cinta kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh
manusia, burung-burung, binatang buas,
bahkan gurun dan gunung. Darah Nabi Yahya tertumpah ketika beliau
berusaha mempertahankan kebenaran yang
disampaikannya di istana raja yang lalim. Peristiwa tragis itu berkaitan dengan seorang penari pelacur. Para
ulama banyak menyebutkan keutamaan
Yahya. Yahya hidup sezaman dengan Nabi Isa dan termasuk kerabat dekatnya
dari sisi ibu (anak bibinya).
Ada hadis yang
meriwayatkan bahwa Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari.
Lalu Isa berkata kepada Yahya, mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya.
Sesungguhnya
engkau lebih baik daripada aku. Yahya
berkata: "Mintakanlah ampun bagiku wahai Isa karena engkau lebih
baik daripada aku." Isa berkata: "Tidak, engkaulah yang lebih baik
daripada aku. Engkau mengucapkan salam kepadaku
sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu." Kisah tersebut
menunjukkan keutamaan Yahya ketika
Allah S"WT menyampaikan salam
kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan pada hari ia
dibangkitkan kembali dalam keadaan hidup. Diriwayatkan bahwa Rasulullah
saw pernah
pergi dan menemui para sahabatnya.
Pada suatu hari, beliau mendapau mereka sedang menyebut-nyebut keutamaan
para nabi. Ada yang mengatakan, Musa kalimullah
(seorang nabi yang diajak bicara oleh Allah SWT). Ada yang mengatakan, Isa ruhullah (tiupan ruh Allah SWT). Dan ada juga yang mengatakan, Ibrahim khalilullah
(seorang kekasih Allah SWT).
Demikianlah para
sahabat berbicara tentang para nabi lalu Rasulullah saw menemui mereka. Ketika
Rasul saw mendapati mereka tidak menyebut nama Yahya, beliau berkata:
"Di manakah putra seorang
syahid yang mendapatkan banyak penderitaan, yang memakan pohon karena takut dosa, di manakah Yahya bin Zakaria."
Sementara itu,
datanglah musim semi di Palestina dan bumi tampak semakin menghijau dan langit
semakin terang. Bulan dengan cahayanya menembus puncak-puncak pohon dan kebun. Bunga-bunga mawar dan jeruk
semakin berkembang dan baunya tersebar ke
udara. Dan burung-burung yang sedang berterbangan tampak bernyanyi dan melantunkan lagu-lagu
kegembiraan di tengah-tengah suasana
yang ceria dan penuh keindahan.
Kemudian lahirlah Yahya. Kelahiran
Yahya dipenuhi banyak mukjizat. Beliau lahir
pada saat ayahnya Zakaria berusia lanjut sehingga tampak seakan-akan ia putus asa karena tidak akan mempunyai
keturunan. Beliau lahir melalui doa yang suci yang bersumber dari hati Nabi
Zakaria yang suci dan tulus. Nabi Yahya lahir di tengah-tengah masa yang
dipenuhi dengan puncak kesucian sebagaimana
juga dihiasi dengan puncak kelaliman. Maryam adalah simbol puncak kesucian di
zamannya. Mihrabnya penuh dengan bau yang harum yang memancarkan
kalimat-kalimat salat yang terus
menerus dan zikir yang bersumber dari hati yang suci. Mesjid tampak dipenuhi dengan gelombang orang-orang yang
salat dan orang-orang mukmin yang
berzikir. Namun nun jauh di sana kelaliman
tetap membunyikan genderangnya.
Yahya dilahirkan dan masa kecilnya tidak
seperti lazimnya masa yang dilalui oleh anak-anak. Umumnya anak-anak saat itu
bermain hal-hal yang tidak berguna, sedangkan Yahya tampak serius sejak beliau kecil. Anak-anak kecil saat
itu merasa senang dan terhibur ketika
mereka menyiksa binatang, sementara Yahya justru memberi makan bintang-binatang dan burung dari makanannya
sebagai bentuk belas kasihan
darinya, bahkan terkadang Yahya sendiri makan dari daun-daun pohon atau
buahnya. Ketika beliau menginjak usia dewasa,
maka cahaya wajahnya semakin bersinar dan hatinya penuh dengan hikmah dan cinta kepada Allah SWT serta
kedamaian. Yahya adalah seseorang
yang menyukai membaca sejak usia dini. Beliau
rajin membaca dan menggali ilmu. Ketika beliau masih kecil, Allah SWT memanggilnya: "Hai Yahya,
ambilah al-Kitab (Taurat) itu
dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
anak-anak."
Yahya
mendapatkan perintah—saat beliau masih kecil—untuk mengambil Kitab
dengan kekuatan. Yakni, hendaklah ia belajar kitab dengan penuh
ketelitian, Yaitu kitab syariat. Allah SWT memberinya kemampuan
untuk mengetahui syariat dan memutuskan perkara manusia saat beliau masih
kecil. Yahya adalah orang yang paling alim di zamannya dan paling banyak
menerima hikmah. Beliau mempelajari syariat secara sempurna. Oleh karena
itu, Allah SWT memberinya kekuasaan saat beliau masih kecil. Beliau mampu
menyelesaikan persoalan di antara manusia dan menjelaskan mereka
rahasia-rahasia agama, bahkan beliau mengenalkan merekajalan
kebenaran dan mengingatkan mereka dari jalan kesalahan atau kebatilan.
Kemudian Yahya semakin dewasa dan ilmunya makin bertambah serta
kasih sayangnya pun makin meningkat, baik kepada kedua orang
tuanya maupun kepada binatang. Kasih sayang Nabi Yahya meliputi segala sesuatu.
Beliau mengajak manusia untuk bertaubat dari
dosa mereka; beliau memandikan mereka di
sungai Jordania agar mereka menyucikan
diri mereka dengan taubat; beliau mengajak mereka untuk menyembah Allah
SWT. Di sana tidak terdapat
seseorang yang ridak. suka kepada
Yahya atau menginginkan keburukan baginya. Yahya adalah seseorang yang
sangat dicintai oleh masyarakatnya karena ia
memang seorang yang penyayang, seorang yang bertakwa, seorang yang alim,
dan seorang yang berbudi mulia. Beliau keluar dan pergi ke gunung dan
kebun bahkan gurun dan
tinggal di dalamnya selama berbulan-bulan untuk menyembah Allah SWT dan
menangis di hadapan-Nya serta salat. Beliau
merasakan kedamaian di daratan,
bahkan beliau tidak memperhatikan makanannya. Beliau makan dari
daun-daun pohon dan minum dari air sungai. Bahkan beliau makan belalang
dan juga
rumput. Beliau tidur di gua mana pun
yang ditemuinya di gunung dan lubang mana pun yang didapatinya di bumi.
Terkadang beliau
masuk di suatu gua gunung lalu beliau menemukan binatang buas di
dalamnya seperti serigala atau singa namun karena kesibukannya dan
konsentrasinya saat berzikir kepada Allah SWT dan salat sehingga beliau
tidak lagi memperhatikan serigala atau singa. Serigala dan singa itu
melihat Nabi Yahya lalu mereka mengetahui bahwa ini adalah seorang
Nabi Allah SWT yang sangat berbelas kasih kepada binatang, maka binatang-binatang buas itu
menundukkan kepalanya dan meninggalkan
tempat itu dengan tenang sehingga Nabi Yahya tidak mendengar suara mereka.
Pada
kesempatan yang lain, Nabi Yahya memberi makan binatang-binatang buas
dengan penuh kasih sayang. Bahkan beliau tidak makan di malam harinya
karena
makanannya diberikan kepada binatang-binatang itu. Beliau merasa puas
saat
menjadikan salat dan zikir sebagai makanan dari hatinya sebelum beliau
memberi makanan
pada tubuhnya. Beliau makan dari daun-daun pohon. Beliau bermalam atau
bergadang
dalam keadaan air matanya berlinangan saat
berzikir kepada Allah SWT dan tenggelam dalam lautan cinta dan bersyukur
kepada-Nya. Ketika Nabi Yahya berdiri di depan manusia untuk mengajak
mereka
menyembah Allah SWT, maka beliau
mampu membuat mereka menangis karena cinta
dan khusuk. Beliau mampu mempengaruhi hati mereka dengan kebenaran yang
dibawanya dan beliau menampakkan bahwa
beliau memang dekat dengan Allah SWT.
Pada suatu hari,
Nabi Yahya keluar menemui manusia. Mesjid tampak ramai
dipenuhi orang-orang. Nabi Yahya berdiri dan beliau mulai berbicara:
"Sesungguhnya Allah
SWT memerintahkan aku untuk menyampaikan
kalimat-kalimat yang telah aku kerjakan dan aku telah memerintahkan
kalian untuk juga mengerjakannya. Hendaklah
kalian menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya.
Barangsiapa yang menyekutukan Allah SWT dan menyembah selain-Nya, maka
ia seperti seorang budak yang
dibeli oleh majikannya lalu ia
bekerja dan memberikan tenaganya kepada tuan selain tuannya. Siapakah di
antara kalian yang ingin memiliki budak
seperti itu. Dan aku memerintahkan kalian untuk melaksanakan salat.
Sesungguhnya Allah SWT melihat
hamba-Nya saat ia salat. Oleh karena
itu, jika kalian salat, maka hendaklah kalian berusaha untuk khusuk. Aku
pun memerintahkan kalian untuk berpuasa, maka siapa yang melakukan
demikian, maka ia
seperti seseorang lelaki yang
mempunyai bingkisan dari misik yang baunya harum. Setiap lelaki ini
berjalan, maka akan terpancarlah bau harum misik darinya. Aku pun
memerintahkan kalian
agar banyak melakukan zikir kepada
Allah SWT, maka orang seperti itu seperti seorang lelaki yang
dicari-cari oleh musuhnya lalu ia segera berlindung
dalam benteng yang kuat. Dan benteng yang paling kuat adalah zikrullah
dan tiada keselamatan tanpa
benteng itu."
Nabi Yahya mengakhiri
nasihatnya lalu ia turun dari mimbar dan kembali ke gurun. Di gurun itu
hanya terdapat pasir yang berterbangan dan tiada suara lain selain suara angin
dan napas pohon serta
suara kaki-kaki binatang buas dan gerakan batu-batu gunung. Di sanalah Yahya berdiri di tengah-tengah kesunyian ini. Beliau
melaksanakan salat dan menangis.
Kemudian terjadilah pergulatan
hebat antara Nabi Yahya dan pemerintah yang
berkuasa. Salah seorang penguasa di zaman itu adalah seorang yang lalim dan sempit akalnya. Kerusakan tersebar di
istananya. Ia mendengar berita tentang Yahya. Ia heran karena banyaknya manusia yang memberikan penghargaan dan
penghormatan yang luar biasa kepada
Yahya sedangkan ia sebagai seorang raja
tidak mendapatkan penghormatan yang demikian besar.
Raja tersebut
ingin memperkosa istri saudaranya di mana ia mempunyai anak
perempuan yang memiliki kecantikan yang terkenal. Dalam cerita
disebutkan bahwa anak perempuan itu mampu melakukan tarian yang mengagumkan
sambil memakai tujuh helai baju. Setiap ia menari, maka terlepaslah
setiap baju yang dipakainya dan pada tarian yang terakhir, ia tampak
dalam keadaan telanjang.
Raja bertanya kepada Yahya, apakah ia boleh menikahi istri
saudaranya. Yahya menjawab, itu tidak
diperbolehkan. Raja tetap berbicara
kepada Yahya dan mendesak kepadanya agar membolehkannya menikah dengan
wanita yang disukainya itu, dan hendaklah Yahya mencari solusi atau
fatwa yang sangat
memuaskannya. Namun Yahya menolak
keras untuk memenuhi permintaan raja itu. Kemudian Yahya pun
meninggalkannya. Akhirnya, raja tampak
marah kepada Yahya dan memerintahkan
agar Yahya dipenjara. Kemudian raja
itu pun memperkosa istri saudaranya. Anak perempuan wanita itu yang suka
menari
telah melihat Yahya saat ia berbicara dengan raja. Anak perempuan itu
sangat tertarik akan ketampanan Yahya dan keagungan kepribadiannya.
Ringkasnya,
wanita yang ahli menari itu pun merasa jatuh cinta kepada Yahya. Ia
pergi menemui Yahya di penjaranya dan ia melihat Yahya dalam keadaan duduk salat dan menangis.
Wanita itu terus mengawasi Yahya saat
beliau salat sampai selesai. Lalu ia meletakkan
dirinya di bawah kaki Yahya dan memintanya agar mencintainya sebagaimana ia
mencintai Yahya. Yahya menjawab bahwa di
dalam hatinya tidak ada cinta lain selain cinta kepada Allah SWT. Wanita itu pun bangkit dari tempatnya dalam
keadaan putus asa. Ia meninggalkan
Yahya dalam keadaan hatinya dipenuhi kebencian padanya. Ia kembali ke istana raja.
Waktu Isya telah berakhir. Raja mulai meminum
minuman kesukaannya, yaitu khamr. Wanita itu memberikan minum kepada
raja. Saking banyaknya raja minum, sampai-sampai raja merasa bahwa
kepalanya
seperti balon besar dan ia sebentar lagi akan terbang. Di sanalah wanita
penari itu segera memakai pakaian tarian dan kembali kepada raja.
Raja melihatnya dan ia merasa kepalanya bertambah besar dan
wanita itu mulai menari. Lalu dipukullah rebana dan berbagai alat musik
sehingga wanita
itu tampak menari dan menikmati tariannya.
Pada tarian ketujuh ia berhenti lalu membuka wajahnya sambil berkata
kepada raja: "Wahai tuanku, aku ingin bertanya sedikit kepadamu." Raja
yang sedang
mabuk itu berkata: "Segala sesuatu yang engkau inginkan akan
kuberikan kepadamu sekarang juga."
Wanita itu berkata: "Aku menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."
Mendengar
perkataan itu, raja segera sadar dari mabuknya lalu ia merasakan
ketakutan. Ia berkata kepadanya: "Mintalah kepadaku yang lain
saja." Wanita itu berkata: "Aku menginginkan darah Yahya bin
Zakaria." Wanita ini adalah simbol keburukan. Raja berkata sambil minum
minuman keras yang keempat kalinya setelah empat puluh kali:
"Bunuhlah Yahya!" Akhirnya, pemimpin pasukan raja mengeluarkan
perintah kepada anak buahnya untuk menghabisi Yahya. Kemudian
Yahya menemui ajalnya secara tragis dan meneguk madu syahadah.
Injil Mata pada pasal yang keempat
belas menyebutkan suatu riwayat sebagai
berikut:
"Hirdus telah
menangkap Yuhana lalu ia menjebloskan ke dalam penjara karena Hirduya istri
dari saudaranya. Sebab Yuhana berkata kepadanya, engkau tidak boleh
mengambilnya sebagai istrimu. Ia ingin membunuh Yuhana tetapi ia khawatir
terhadap reaksi masyarakat karena mereka menganggapnya sebagai seorang Nabi. Ketika
diadakan acara kelahiran Hirdus salah seorang perempuan anak dari Hirduya
menari di tengah-tengah para hadirin sehingga Hirdus merasa kagum,
karenanya kemudian ia bersumpah bahwa apa pun yang diminta penari itu akan
diturutinya. Wanita itu berkata: "Berikanlah kepadaku kepala
Yuhana." Sebetulnya raja itu keberatan tetapi ia sudah terlanjur bersumpah dan disaksikan orang-orang di sekitarnya, maka ia pun
memerintahkan agar perrnintaan wanita
itu dituruti. Kemudian kepala Yuhana dikirim dari penjara, dan diberikan kepada gadis itu, lalu
gadis itu membawanya kepada
ibunya."♦
0 komentar:
Posting Komentar