Kamis, 18 Mei 2017

kisah nabi luth

Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom

cerita nabi
Cerita Lengkap Nabi Luth – Beliau merupakan nabi sesudah Nabi Ibrahim. Ia anak dari saudara Nabi Ibrahim yang berarti adalah keponakan dari Ibrahim. Ayahnya yang bernama Haran (Abara’an) bin Tareh adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar dengan pamannya yang bernama Nahor. Silsilah lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Luth sudah mengikuti Nabi Ibrahim sejak hijrah ke Palestina dari negeri Babilonia, negerinya raja Namrudz. Perjalanan mereka disebutkan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (Q.S. Al-Anbiya’ 21:71).
Tetapi tidak lama kemudian kehidupan memaksa kedua Nabi ini berpisah. Nabi Luth as menetap di sebuah dusun yang bernama Sodom (masih dalam wilayah palestina) karena telah diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum ditempat ia berada.
Kaum Sodom adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiaatan dan kemungkaran merajalela dalam peragulan hidup mereka. pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penidasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol adalah perbuatan homosek di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga merupakan suatu kebudayaan kaum Sodom.
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Luth yang berusaha menasihati kaumnya sebagaimana dalam Surat Asy-Syuaraa (26:160-173) berikut ini:
“Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir.” Luth berkata: “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu.” (Luth berdoa): “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.”
Namun yang terjadi malah Kaum Luth membenci dan mengancam akan mengusir Nabi Luth karena mengajak sebagian dari mereka untuk meninggalkan perbuatan mereka yang tercela dan mengajak mereka beriman.
Azab Untuk Kaum Luth
Karena mengelak tentang ajaran Nabi Luth, Beliau memohon kepada Allah yang maha kuasa agar kaumnya yaitu masyarakat Sodom diberi ganjaran berupa azab di dunia sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.
Terlebih kaum Sadum juga menantang Nabi Luth untuk didatangkan siksaan Allah jika sekiranya apa yang dikatakan Luth adalah benar. Mendengar kesombongan dari mereka, Nabi Luth as lantas berdoa kepada Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Quran:
“Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. 29 : 30)
Akhirnya, Allah mengabulkan doa Nabi Luth yang akan segera menurunkan azab kepada kaumnya. Kisah cerita bermula saat Allah mengutus tiga malaikat sebagai awal akan tutunya azab kepada kaum Sadum.
Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq as, dan memeberi tahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan azab kepada kaum Nabi Lutuh as penduduk kota Sodom.
Para malaikat itu sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki remaja yan berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Disinilah ketakutan Nabi Luth muncul karena tahu kaumnya yang homoseksual akan memberikan gangguan kepada ketiganya. Kecemasan Nabi Luth memuncak ketika masyarakat Sodom mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda, maka datanglah mereka ke rumahnya untuk melihat tamunya yang tampan itu untuk memuaskan nafsunya.
Nabi Luth as tidak membukakan pintu untuk mereka, dan berseru meminta agar mereka pulang lagi ke rumah masing-masing dan meminta tidan mengganggu para tamu Nabi Luth, yang semestinya dihormati dan dimuliakan, bukan diganggu. Namun tidak dihiraukan dan dipedulikan juga seruan dan nasihat dari Nabi Luth. Bahkan mereka  mendesak akan mendobrak pintu rumah Nabi Luth dengan paksa dan kekerasan jika pintu rumahnya tidak segera dibuka. Karena Nabi Luth merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan orang orang yang kaumnya yang sesat itu, maka Nabi Luth as pun berkata secara terus terang kepada para tamunya.
Nabi Luth yang sebelumnya tidak mengetahui siapa ketiga pemuda yang bertamu kerumahnya, akhirnya tahu bahwa mereka adalah para malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu dengan tujuan datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas dari Allah yaitu menurunkan azab dan siksa atas kaumnya yang membangkang.
Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth untuk membuka pintu rumahnya agar membiarkan orang-orang sesat itu masuk. Namun ketika pintu itu dibuka dan orang orang sesat itu masuk, secara tiba tiba mereka tidak bisa melihat apa apa. Ternyata dengan kekuasaan Allah, mata mereka sudah menjadi buta.
Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan dengan satu sama lain. Tiga malaikat meminta agar Nabi Luth segera meninggalkan perkampungan itu bersama keluarga yang ia sayangin, karena azab dari Allah telah tiba waktunya untuk diturunkan. Nabi Luth dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat dalam perjalan keluar dari Sodom agar tidak menengok ke arah belakang.
Dalam perjalanan dari Sodom, Nabi Luth beserta keluarganya yaitu seorang istri, dan dua orang putri berjalan cepat keluar kota, tidak menengok kemanapun termasuk kearah belakang sesuai pesan para malaikat. Namun istrinya masih saja berpihak pada masyarakat Sodom yang merasa tidak tega meninggalkannya. Ia berada di belakang suaminya Nabi Luth, dan berjalan hanya perlahan-lahan dan menghiraukan nasihat para malaikat dengan terus menegok kearah belakang  untuk melihat apa yang akan terjadi kepada kaum Sodom.
Kemudian, ketika waktu menjelang fajar, Nabi Luth dan dua putrinya telah melewati batas kota Sodom, bergetarlah goncangan hebat melebihi  gempa dengan kekuatan dahsyat menghampiri tanah yang dihinggapai kaum Sodom. Dengan angin kencang serta hujan batu, azab Allah SWT tersebut akhirnya menghancurkan kota Sodom dan para warganya yang sesat itu, termasuk istri Nabi Luth yang telah durhaka dan mengkhianati suaminya.
“Maka, tatkala datang azab Kami, Kami balikkakn (kota itu), dan kami turunkan di atasnya hujan batu, (seperti) tanah liat dibakar bertubi-tubi. Diberi tanda dari Tuhanmu dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)
Kisah Istri Nabi Luth
Bercerita tentang istri Nabi Luth yang bernama Wa’ilah. Sebetulnya ia adalah istri yang baik. Namun, ia terpengaruh oleh seorang wanita tua yang menawarkan kekayaan berupa emas dan perak. Syaratnya, Wa’ilah bersedia memberi tahu kaum laki-laki dari penduduk Sodom jika ada lelaki tampan yang bertamu ke rumahnya.  Rumah Nabi Luth memang sering didatangi oleh laki-laki dari kaum lain untuk bertamu. Di antara mereka ada yang masih remaja dan tampan.
Wa’ilah hidup dalam kebimbangan. Di satu sisi sebagai istri seorang yang mengaku rasul dan menentang perilaku seks menyimpang pada kaumnya, tetapi disisi lain ia ingin hidupnya lebih baik dalam ukuran materi. Rupanya nafsu duniawi lebih menguasai dirinya. Ia menerima tawaran wanita tua itu. Ia meminta putrinya untuk memberitahu masyarakat setiap kali ada lelaki tampan yang bertamu pada suaminya. Karena iulah, mengapa pada akhirnya kaum Sodom bisa mengetahui ada tiga lelaki tampan sedang bertamu kerumah Nabi Luth.
Sayang, menjelang akhir hanyatnya, Wa’ilah tetap durhaka kepada suaminya Nabi Luth dengan menghiraukan nasihat dari para malaikat untuk segera pergi dari kota Sodom dan jangan sama sekali menengok kerah belakang. Tapi Wa’ilah bergeming dengan hanya berjalan perlahan tidak mengikuti Nabi Luth dan kedua anaknya dengan terus menengok kebelakang karena merasa tidak tega kepada kaum Sodom dan ingin melihat apa yang akan terjadi. Dan pada akhirnya, Wa’ilah ikut terkena azab bersama kaum Sodom akibat perilakunya tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar