Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom
Cerita Lengkap Nabi Luth –
Beliau merupakan nabi sesudah Nabi Ibrahim. Ia anak dari saudara Nabi
Ibrahim yang berarti adalah keponakan dari Ibrahim. Ayahnya yang bernama
Haran (Abara’an) bin Tareh adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya
kembar dengan pamannya yang bernama Nahor. Silsilah lengkapnya adalah
Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin
‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Luth sudah mengikuti Nabi Ibrahim sejak hijrah ke Palestina dari
negeri Babilonia, negerinya raja Namrudz. Perjalanan mereka disebutkan
dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami
telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (Q.S. Al-Anbiya’ 21:71).
Tetapi tidak lama kemudian kehidupan memaksa kedua Nabi ini berpisah.
Nabi Luth as menetap di sebuah dusun yang bernama Sodom (masih dalam
wilayah palestina) karena telah diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah
kepada kaum ditempat ia berada.
Kaum Sodom adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak
mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang
beradab. Kemaksiaatan dan kemungkaran merajalela dalam peragulan hidup
mereka. pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian
hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi
korban penidasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling
menonjol adalah perbuatan homosek di kalangan lelakinya dan lesbian di
kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di
dalam masyarakat sehingga merupakan suatu kebudayaan kaum Sodom.
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Luth yang berusaha menasihati
kaumnya sebagaimana dalam Surat Asy-Syuaraa (26:160-173) berikut ini:
“Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka,
Luth, berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya
aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak
minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari
Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara
manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu
untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” Mereka
menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar
kamu termasuk orang-orang yang diusir.” Luth berkata: “Sesungguhnya aku
sangat benci kepada perbuatanmu.” (Luth berdoa): “Ya Tuhanku
selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka
kerjakan.” Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali
seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang
tinggal. Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka
dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang
yang telah diberi peringatan itu.”
Namun yang terjadi malah Kaum Luth membenci dan mengancam akan
mengusir Nabi Luth karena mengajak sebagian dari mereka untuk
meninggalkan perbuatan mereka yang tercela dan mengajak mereka beriman.
Azab Untuk Kaum Luth
Karena mengelak tentang ajaran Nabi Luth, Beliau memohon kepada Allah
yang maha kuasa agar kaumnya yaitu masyarakat Sodom diberi ganjaran
berupa azab di dunia sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.
Terlebih kaum Sadum juga menantang Nabi Luth untuk didatangkan
siksaan Allah jika sekiranya apa yang dikatakan Luth adalah benar.
Mendengar kesombongan dari mereka, Nabi Luth as lantas berdoa kepada
Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Quran:
“Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. 29 : 30)
Akhirnya, Allah mengabulkan doa Nabi Luth yang akan segera menurunkan
azab kepada kaumnya. Kisah cerita bermula saat Allah mengutus tiga
malaikat sebagai awal akan tutunya azab kepada kaum Sadum.
Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka
adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa
berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq as, dan memeberi tahu kepada
mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan azab kepada kaum
Nabi Lutuh as penduduk kota Sodom.
Para malaikat itu sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki
remaja yan berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Disinilah
ketakutan Nabi Luth muncul karena tahu kaumnya yang homoseksual akan
memberikan gangguan kepada ketiganya. Kecemasan Nabi Luth memuncak
ketika masyarakat Sodom mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda, maka
datanglah mereka ke rumahnya untuk melihat tamunya yang tampan itu untuk
memuaskan nafsunya.
Nabi Luth as tidak membukakan pintu untuk mereka, dan berseru meminta
agar mereka pulang lagi ke rumah masing-masing dan meminta tidan
mengganggu para tamu Nabi Luth, yang semestinya dihormati dan
dimuliakan, bukan diganggu. Namun tidak dihiraukan dan dipedulikan juga
seruan dan nasihat dari Nabi Luth. Bahkan mereka mendesak akan
mendobrak pintu rumah Nabi Luth dengan paksa dan kekerasan jika pintu
rumahnya tidak segera dibuka. Karena Nabi Luth merasa dirinya sudah
tidak berdaya untuk menahan orang orang yang kaumnya yang sesat itu,
maka Nabi Luth as pun berkata secara terus terang kepada para tamunya.
Nabi Luth yang sebelumnya tidak mengetahui siapa ketiga pemuda yang
bertamu kerumahnya, akhirnya tahu bahwa mereka adalah para malaikat yang
menyamar sebagai manusia yang bertamu dengan tujuan datang ke Sadum
untuk melaksanakan tugas dari Allah yaitu menurunkan azab dan siksa atas
kaumnya yang membangkang.
Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth untuk membuka pintu
rumahnya agar membiarkan orang-orang sesat itu masuk. Namun ketika pintu
itu dibuka dan orang orang sesat itu masuk, secara tiba tiba mereka
tidak bisa melihat apa apa. Ternyata dengan kekuasaan Allah, mata mereka
sudah menjadi buta.
Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan
dengan satu sama lain. Tiga malaikat meminta agar Nabi Luth segera
meninggalkan perkampungan itu bersama keluarga yang ia sayangin, karena
azab dari Allah telah tiba waktunya untuk diturunkan. Nabi Luth dan
keluarganya diberi pesan oleh malaikat dalam perjalan keluar dari Sodom
agar tidak menengok ke arah belakang.
Dalam perjalanan dari Sodom, Nabi Luth beserta keluarganya yaitu
seorang istri, dan dua orang putri berjalan cepat keluar kota, tidak
menengok kemanapun termasuk kearah belakang sesuai pesan para malaikat.
Namun istrinya masih saja berpihak pada masyarakat Sodom yang merasa
tidak tega meninggalkannya. Ia berada di belakang suaminya Nabi Luth,
dan berjalan hanya perlahan-lahan dan menghiraukan nasihat para malaikat
dengan terus menegok kearah belakang untuk melihat apa yang akan
terjadi kepada kaum Sodom.
Kemudian, ketika waktu menjelang fajar, Nabi Luth dan dua putrinya
telah melewati batas kota Sodom, bergetarlah goncangan hebat melebihi
gempa dengan kekuatan dahsyat menghampiri tanah yang dihinggapai kaum
Sodom. Dengan angin kencang serta hujan batu, azab Allah SWT tersebut
akhirnya menghancurkan kota Sodom dan para warganya yang sesat itu,
termasuk istri Nabi Luth yang telah durhaka dan mengkhianati suaminya.
“Maka, tatkala datang azab Kami, Kami balikkakn (kota itu), dan kami turunkan di atasnya hujan batu, (seperti) tanah liat dibakar bertubi-tubi. Diberi tanda dari Tuhanmu dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)
“Maka, tatkala datang azab Kami, Kami balikkakn (kota itu), dan kami turunkan di atasnya hujan batu, (seperti) tanah liat dibakar bertubi-tubi. Diberi tanda dari Tuhanmu dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)
Kisah Istri Nabi Luth
Bercerita tentang istri Nabi Luth yang bernama Wa’ilah. Sebetulnya ia
adalah istri yang baik. Namun, ia terpengaruh oleh seorang wanita tua
yang menawarkan kekayaan berupa emas dan perak. Syaratnya, Wa’ilah
bersedia memberi tahu kaum laki-laki dari penduduk Sodom jika ada lelaki
tampan yang bertamu ke rumahnya. Rumah Nabi Luth memang sering
didatangi oleh laki-laki dari kaum lain untuk bertamu. Di antara mereka
ada yang masih remaja dan tampan.
Wa’ilah hidup dalam kebimbangan. Di satu sisi sebagai istri seorang
yang mengaku rasul dan menentang perilaku seks menyimpang pada kaumnya,
tetapi disisi lain ia ingin hidupnya lebih baik dalam ukuran materi.
Rupanya nafsu duniawi lebih menguasai dirinya. Ia menerima tawaran
wanita tua itu. Ia meminta putrinya untuk memberitahu masyarakat setiap
kali ada lelaki tampan yang bertamu pada suaminya. Karena iulah, mengapa
pada akhirnya kaum Sodom bisa mengetahui ada tiga lelaki tampan sedang
bertamu kerumah Nabi Luth.
Sayang, menjelang akhir hanyatnya, Wa’ilah tetap durhaka kepada
suaminya Nabi Luth dengan menghiraukan nasihat dari para malaikat untuk
segera pergi dari kota Sodom dan jangan sama sekali menengok kerah
belakang. Tapi Wa’ilah bergeming dengan hanya berjalan perlahan tidak
mengikuti Nabi Luth dan kedua anaknya dengan terus menengok kebelakang
karena merasa tidak tega kepada kaum Sodom dan ingin melihat apa yang
akan terjadi. Dan pada akhirnya, Wa’ilah ikut terkena azab bersama kaum
Sodom akibat perilakunya tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar