Jumat, 19 Mei 2017

Dzikir Nabi Yunus AS mensirnakan Kesulitan :


Dzikir Nabi Yunus AS mensirnakan Kesulitan :

لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa Ilaaha Illa Anta  Subhanaka Inni Kuntu Minadz Dzalimiin 

“Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang dhalim…!”
(QS. Al-Anbiya’/ 21: 87)

Nabiyullah Yunus AS adalah Nabi yang diutus Allah untuk menegakan Risalah di negeri Ninawa di Mosul (Iraq). Bertahun tahun beliau berdakwah dengan berbagai cara dan upaya, tetapi kebanyakan bangsa Mosul ini malah membantah dan mempermainkan Yunus AS. Hingga pada suatu saat beliau terhinggapi penyakit patah semangat, jengkel melihat kejahiliyyahan bangsanya.

Yunus As kemudian pergi meninggalkan bangsanya dalam keadaan MARAH. Qur’an merekamnya dengan redaksi : “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah” (QS 21/87).

Ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh Yunus AS. Pergi meninggalkan bangsanya sendiri dalam keadaan Jahiliyyah. Padahal mendakwahi mereka itu adalah tugas suci beliau. Meninggalkan bangsanya bagi Yunus, berarti meninggalkan wilayah dan objek tugasnya, singkatnya mangkir dari tugas.

Sekilas Yunus mengira bahwa itu adalah wajar, karena ia telah diskiti dan didzalimi bangsanya karena tugas suci yang dipikulnya.

Kemudian ia pergi meninggalkan bangsanya menuju pulau lain dengan menaiki kapal laut. Ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan. (Q.S. 37/ 140)

Tetapi Allah Ar-Rahman menegur tindakan Yunus As tersebut dengan memberi kesulitan / musibah. “lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), (QS 21/87).

Kadang kadang musibah/ kesulitan  itu adalah TEGURAN, jika mengenai hamba Allah yang shaleh, harapanya dengan teguran itu ia mau sadar akan kesalahannya dan kembali bertaubat kepada Allah SWT . Firman Allah SWT : “Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang shaleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS 7/168)

Bahkan dengan kesalahan yang diperbuatnya, jika ia mau bertaubat, bukanlah keburukan baginya tetapi kebaikan dan keberuntungan baginya, firman Allah: Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS. An-Nur  31)

Ibnu athailah berkata: MAKSIAT (DOSA) YANG MENIMBULKAN RASA RENDAH DIRI dan RASA MEMBUTUHKAN RAHMAT ALLAH,,,, LEBIH BAIK DARIPADA PERBUATAN TAAT YANG MEMBANGKITKAN RASA SOMBONG , DAN RASA BANGGA DIRI [kutipan Al-Hikam]

Kesulitan apa yang diderita Yunus AS, sebagai teguran kasih sayang Allah kepadanya?. Jawabanya adalah dimakan Ikan besar; “Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. “ (QS 37/142). Dan tinggal dalam perut ikan dalam keadaan gelap dan sesak, seperti gelapnya kaum Yunus yang ditinggalkan oleh Yunus AS.

Segeralah Yunus AS introspeksi diri, bahwa ini adalah TEGURAN dari Allah SWT karena kejengkelannya kepada bangsanya yang menolak dAKWAH TAUHID menyebabkan ia kehilangan KESABARAN. Maka Yunus AS  berdzikir dengan redaksi kalimat Dzikir: Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhaalimiin

Firman Allah SWT: “maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS 21/87).

Dzikir inilah yang menjadi washilah,  Allah mensirnakan kesulitan Yunus AS, dalam gelapnya perut ikan besar sekaligus menyelamatkan nyawa YUNUS AS terancam mati dalam kehinaan.

Firman Allah SWT: “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS 37/143-144)

Yunus AS dimuntahkan dari perut ikan di pantai tandus. Firman Allah : “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.” (QS 37/145)

Keluarlah Nabi YUNUS AS dari segala kesulitannya selama ini, dan setelah pulih dari sakitnya, ia  kembali menunaikan tugas sucinya BERDAKWAh. Ini adalah bentuk Taubatnya YUNUS AS.

0 komentar:

Posting Komentar