Keistimewaan Ibrahim dan Doanya
Tidak
diragukan lagi bahwa posisi Ibrahim dalam panggung kehidupan manusia di
muka bumi dan sepanjang zaman sangatlah penting. Hal ini karena Beliau
memiliki keimanan yang terbaik sepanjang sejarah, dan ketauhidan yang
menjadi contoh bagi semua umat manusia. Sebagaimana dinyatakan Allah
dalam ayat berikut ini,
Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
“Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang
kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai
kamu beriman kepada Allah saja… (Al-mumtahanah: 4)
Yang
paling disukai Allah dalam pribadi Ibrahim Alaihis salaam adalah
keteguhannya dalam mendakwahkan nilai-nilai Tauhidullah. Beliau sangat
berani menyatakan kebenaran ajaran Tauhid meskipun orang-orang kafir
semakin sengit memusuhinya.
Nabi
Ibrahim menolak segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, baik
dalam bentuk benda-benda yang disembah seperti patung berhala maupun
konsep atau pandangan hidup yang salah dan dianut Kaum Jahiliyyah di
masa Beliau. Nabi Ibrahim dengan terus terang menyatakan permusuhan
terhadap seluruh kemusyrikan, kekufuran dan kedurhakaan. Beliau pernah
melakukan tindakan yang sangat menggemparkan yaitu dengan memotong
kepala patung-patung dan disisakannya satu patung paling besar, lantas
kapak yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung itu digantungkan
di leher patung terbesar itu… Tentu saja hal ini membuat berang para
pemuka kemusyrikan sehingga mereka memutuskan Ibrahim AS harus dihukum
dengan hukuman paling keji yaitu dibakar hidup-hidup. Menghadapi hukuman
ini Beliau tetap sabar dan tegar, tanpa rasa takut. Akhirnya ketika
hukuman terhadap Beliau dilaksanakan, Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim
AS dari kobaran api dengan izin-Nya,
Kami
(Allah) berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim”, mereka hendak berbuat makar terhadap
Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
(Al-anbiyaa: 69-70)
Peristiwa ini
sangat dahsyat dan menjadi mukjizat Nabi Ibrahim AS yang dikenang dalam
sejarah manusia sepanjang zaman. Peristiwa ini tentu menjadi teladan
bagi para pejuang dakwah di jalan Allah yang berani menghadapi segala
risiko yang menghadang tatkala meninggikan Kalimatullah.
Nabi
Ibrahim juga membuktikan dirinya sebagai “Kholilullah” (Kekasih Allah)
karena kecintaannya kepada Allah jauh melampaui kecintaannya kepada
istri , anak, dan kehidupan duniawi. Beliau tabah dan sabar ketika harus
memisahkan istri Beliau yaitu Siti Hajar dan putranya yang masih bayi
ke negeri Mekah karena perintah Allah. Padahal Beliau sudah lama sekali
merindukan seorang anak, hingga usia 80 tahun belum juga dikaruniai
seorang penerus perjuangan. Di usianya yang tua ini Allah lantas
memberikan seorang putra dari istri Beliau yang kedua yaitu Siti Hajar.
Bakkah
(lembah air mata) adalah tempat Nabi Adam AS pernah hidup bersama Siti
Hawa istri dan putra putrinya ribuan tahun sebelum kejadian ini
berlangsung.. Nabi Ibrahim, Hajar dan bayi Ismail menempuh perjalanan
dari Syam (Palestina)
ke Bakkah saat itu yang menempuh waktu berbulan-bulan lamanya. Kemudian
Ibrahim AS diharuskan Allah meninggalkan istri Beliau dan putranya yang
masih bayi di lembah yang gersang tanpa penghuni itu. Perpisahan ini
sungguh mengharukan namun baik Ibrahim AS maupun Siti Hajar menjalaninya
dengan patuh. Saat itulah Beliau berserah diri, pasrah kepada Allah
seraya berdoa,
“Ya Tuhan kami,
sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan
shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka
dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur”. (Ibrahim:37)
Begitu besar husnuzhan
(baik sangka) Ibrahim AS kepada Allah. Beliau menyatakan bahwa Beliau
lah yang menempatkan putra kesayangan dan istrinya yang masih lemah
karena mengikuti perintah Allah dengan penuh kepatuhan dan tanggung
jawab. Beliau yakin dengan penjagaan dan pemeliharaan Allah atas
keluarganya karena tempat tersebut adalah rumah Allah yang suci dan
diberkahi. Beliau memohon kepada Allah agar anak keturunannya menjadi
hamba-hamba Allah yang mendirikan shalat dan senantiasa bersyukur… Dalam
doa ini Beliau tidak mendikte Allah tetapi memohon jalan keluar dengan
memohon agar Allah membuat hati-hati manusia cenderung kepada mereka …
Beliau memohon kepada Allah agar keluarganya diberi rizki Dari
buah-buahan… Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim AS karena tempat
yang ditinggalkan Nabi Ibrahim itu menjadi wilayah yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Allah berfirman,
0 komentar:
Posting Komentar