Selasa, 23 Mei 2017

Bagaimana Bayi Musa Diselamatkan

Bagaimana Bayi Musa Diselamatkan

LIHATLAH, bayi kecil ini sedang menangis dan memegang jari seorang putri. Bayi itu ialah Musa. Tahukah engkau siapa putri yang cantik itu? Ia adalah putri Firaun sendiri, salah seorang putri mahkota Mesir.
Ibu Musa telah menyembunyikan bayinya sampai berumur tiga bulan, sebab ia tidak ingin bayinya dibunuh oleh orang Mesir. Tetapi ia menyadari bahwa Musa bisa saja diketemukan, dan karena itu ia berbuat begini untuk menyelamatkannya.
Ia mengambil sebuah keranjang dan mengaturnya sedemikian rupa supaya tidak masuk air. Kemudian Musa dimasukkan ke dalamnya dan menaruh keranjang itu di antara rumput-rumput tinggi yang tumbuh di sepanjang sungai Nil. Kakak perempuan Musa yaitu Miryam disuruh menjaga dekat tempat itu dan melihat apa yang akan terjadi.
Bayi Musa di dalam keranjang sedang menangis
Tidak lama kemudian datanglah putri Firaun turun ke sungai Nil untuk mandi. Tiba-tiba ia melihat keranjang itu. Ia memanggil salah seorang pelayannya, ’Bawalah keranjang itu ke mari.’ Sewaktu sang putri membuka keranjang itu, ia melihat seorang bayi yang molek sekali. Musa si kecil itu sedang menangis dan sang putri menjadi sayang kepadanya. Ia tidak ingin bayi itu terbunuh.
Kemudian Miryam datang menghampiri. Engkau dapat melihatnya pada gambar. Miryam berkata kepada putri Firaun, ’Bolehkah saya pergi dan memanggil seorang wanita Israel untuk menyusukan bayi itu untuk tuan putri?’
’Ya, pergilah,’ kata sang putri.
Maka Miryam pun larilah cepat-cepat mendapatkan ibunya dan menceritakan apa yang terjadi. Sewaktu ibu Musa datang ke tempat itu, berkatalah sang putri, ’Ambillah bayi ini dan susuilah dia bagiku. Aku akan membayar upah kepadamu.’
Dengan demikian ibu Musa merawat bayinya sendiri. Kemudian setelah Musa cukup besar, ia membawanya kepada putri Firaun yang mengangkat Musa sebagai anaknya sendiri. Begitulah keadaannya sehingga Musa menjadi dewasa di istana Firaun.

Ayub Setia kepada Allah

Ayub Setia kepada Allah

APAKAH engkau merasa kasihan kepada orang yang sakit ini? Namanya adalah Ayub, dan perempuan itu adalah istrinya. Tahukah kau apa yang ia katakan kepada Ayub? ’Sumpahi Allah lalu matilah.’ Mari kita lihat mengapa ia sampai berkata demikian dan mengapa Ayub begitu menderita.
Ayub adalah seorang yang setia dan patuh kepada Yehuwa. Ia tinggal di tanah Us, tidak jauh dari Kanaan. Yehuwa sangat mengasihi Ayub, tetapi ada seseorang yang membencinya. Tahukah engkau siapa itu?
Ia adalah Setan si Iblis. Jangan lupa, Setan itu adalah malaikat yang jahat yang membenci Yehuwa. Ia telah berhasil membuat Adam dan Hawa tidak mematuhi Yehuwa, dan ia kira dapat membuat siapa saja tidak patuh kepada Yehuwa. Berhasilkah ia? Tidak. Ingat betapa banyaknya orang yang setia, laki-laki maupun perempuan yang telah kita ketahui. Berapa orang yang dapat kau sebut namanya?
Setelah Yakub dan Yusuf meninggal di Mesir, Ayublah orang yang paling setia kepada Yehuwa di seluruh muka bumi. Yehuwa ingin agar Setan mengetahui bahwa ia tidak dapat membuat semua orang menjadi jahat, maka Yehuwa berkata, ’Lihatlah Ayub. Lihat betapa setia ia kepada-Ku.’
’Ia setia,’ Setan berkata, ’karena Engkau memberkatinya sehingga ia memiliki banyak hal-hal yang baik. Tetapi bila Engkau mengambil semua miliknya itu dari padanya, tentu ia akan menyumpahi Engkau.’
Maka berkatalah Yehuwa, ’Silakan. Ambillah semua miliknya. Berbuatlah segala hal yang jahat terhadap Ayub. Kita akan lihat apakah ia nanti akan menyumpahi Aku. Hanya janganlah engkau membunuh dia.’
Istri Ayub sedih melihatnya menderita
Pertama-tama Setan mendatangkan perampok-perampok, lalu mereka mencuri semua ternak, domba-domba dan unta-unta milik Ayub. Setelah itu ia membunuh semua anak lelaki dan anak perempuan Ayub dengan mendatangkan sebuah badai. Selanjutnya Setan menghantam Ayub dengan penyakit yang hebat. Ayub sangat menderita. Oleh sebab itu istri Ayub berkata kepadanya, ’Sumpahi Allah lalu matilah.’ Tetapi Ayub tidak melakukan itu. Juga tiga orang teman Ayub yang curang datang dan berkata kepada Ayub, bahwa Ayub telah menjalani suatu cara hidup yang tidak baik. Tetapi Ayub tetap setia.
Hal ini membuat Yehuwa sangat senang, sehingga setelah itu Ia memberkati Ayub, seperti yang engkau lihat dalam gambar. Ia menyembuhkan Ayub dari penyakitnya. Ayub memperoleh lagi 10 anak-anak yang cantik, ternak, domba dan unta sebanyak dua kali lipat daripada yang pernah ia miliki sebelumnya.
Apakah engkau akan setia terus kepada Yehuwa seperti Ayub? Jika demikian halnya, maka Allah akan memberkati engkau juga. Engkau akan dapat hidup selama-lamanya, apabila seluruh bumi ini akan dijadikan sama indahnya seperti taman Eden.

Ishak Mendapat Istri yang Baik

Ishak Mendapat Istri yang Baik

TAHUKAH engkau siapa perempuan yang ada di gambar ini? Ia bernama Ribka. Dan lelaki yang akan ditemuinya itu adalah Ishak. Ia akan menjadi istrinya. Bagaimana terjadinya hal ini?
Ya, ayah Ishak, Abraham ingin mendapatkan seorang istri yang baik untuk anaknya. Ia tidak ingin Ishak mengawini seorang perempuan Kanaan, karena orang-orang ini menyembah ilah-ilah palsu. Maka Abraham memanggil pelayannya dan berkata, ’Saya ingin engkau pergi kembali ke tempat tinggal sanak keluarga saya di Haran dan mencari seorang istri untuk anak saya Ishak.’
Pada saat itu juga pelayan Abraham mengambil sepuluh unta dan mulailah ia menempuh perjalanan yang jauh. Setelah berada di dekat tempat tinggal sanak keluarga Abraham, ia berhenti di sebuah sumur. Pada waktu itu hari sudah sore, waktunya bagi perempuan-perempuan dari kota datang untuk mengambil air dari sumur. Maka pelayan Abraham berdoa kepada Yehuwa, ’Biarlah perempuan yang akan memberikan air bagi saya dan bagi unta-unta ini, adalah perempuan yang Engkau pilih untuk menjadi istri Ishak.’
Tidak lama kemudian datanglah Ribka untuk mengambil air. Ketika pelayan itu minta minum, maka Ribka memberikannya. Kemudian Ribka pergi mengambil air secukupnya untuk semua unta yang sedang haus itu. Pekerjaan ini berat, sebab unta minum banyak sekali.
Setelah Ribka selesai melakukan ini, pelayan Abraham menanyakan nama ayahnya. Ia juga bertanya apakah ia boleh menginap di rumah mereka. Ribka berkata, ’Ayah saya adalah Betuel. Tempat menginap pun ada pada kami.’ Pelayan Abraham tahu bahwa Betuel adalah anak saudara Abraham, Nahor. Maka ia pun berlutut dan mengucapkan terima kasih kepada Yehuwa, karena telah menuntunnya kepada sanak keluarga Abraham.
Pada malam itu pelayan Abraham menjelaskan kepada Betuel dan kepada Laban saudara lelaki Ribka, apa sebabnya ia telah datang. Keduanya setuju bahwa Ribka boleh pergi dan kawin dengan Ishak. Apa yang dikatakan oleh Ribka waktu ia ditanya? Ia berkata, ’Ya,’ ia mau pergi. Maka pada keesokan harinya berangkatlah mereka dengan menaiki unta, memulai suatu perjalanan yang jauh, kembali ke Kanaan.
Waktu mereka sampai hari sudah senja. Ribka melihat seorang lelaki berjalan di ladang. Itu adalah Ishak. Ia gembira melihat Ribka. Sarah, ibunya, baru meninggal tiga tahun dan ia masih sedih karena hal itu. Tetapi sekarang Ishak sangat mencintai Ribka dan ia berbahagia kembali.

Yusuf Dijebloskan ke dalam Penjara

Yusuf Dijebloskan ke dalam Penjara

YUSUF baru berumur 17 tahun ketika ia dibawa ke Mesir. Di situ ia dijual kepada seorang yang bernama Potifar. Potifar bekerja untuk raja Mesir yang bernama Firaun.
Yusuf bekerja keras untuk Potifar majikannya. Dan ketika Yusuf semakin dewasa, Potifar memberi kuasa kepadanya atas seluruh rumah tangganya. Tetapi mengapa Yusuf sekarang berada dalam penjara? Yang menyebabkannya adalah istri Potifar.
Yusuf menjadi pria yang sangat tampan, dan istri Potifar ingin tidur dengannya. Tetapi Yusuf tahu bahwa ini salah, dan ia tidak mau melakukannya. Istri Potifar sangat marah. Ketika suaminya pulang ia berdusta dan berkata kepadanya, ’Yusuf yang jahat itu mencoba tidur dengan saya.’ Potifar percaya dan ia sangat marah kepada Yusuf. Maka ia menyuruh agar Yusuf dijebloskan ke dalam penjara.
Kepala penjara segera dapat melihat bahwa Yusuf adalah seorang yang baik. Maka dia diberi kuasa untuk mengurus tahanan-tahanan lainnya. Selang beberapa waktu Firaun menjadi marah kepada juru minumannya dan juru rotinya, dan ia memasukkan mereka ke dalam penjara. Suatu malam masing-masing mendapat mimpi yang khusus, tetapi mereka tidak dapat mengerti artinya. Esok harinya Yusuf berkata, ’Ceritakanlah padaku mimpi kalian.’ Setelah mereka menceritakannya, maka Yusuf dengan bantuan Allah, menjelaskan arti mimpi mereka.
Kepada juru minuman Yusuf berkata, ’Dalam waktu tiga hari engkau akan dibebaskan dari penjara dan engkau akan menjadi juru minuman Firaun kembali.’ Dan Yusuf menambahkan, ’Apabila engkau sudah keluar ceritakanlah kepada Firaun mengenai diriku dan tolonglah saya agar bisa keluar dari tempat ini.’ Tetapi kepada juru roti Yusuf berkata, ’Tiga hari lagi Firaun akan menyuruh memenggal kepalamu.’
Tiga hari kemudian terjadilah tepat seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf. Firaun menyuruh memenggal kepala juru roti. Sebaliknya juru minuman dibebaskan dari penjara dan mulai melayani raja kembali. Tetapi juru minuman ini lupa sama sekali kepada Yusuf! Ia tidak menceritakan tentang Yusuf kepada Firaun, dan Yusuf pun harus tinggal terus di penjara.

Saudara-Saudaranya Yusuf Membencinya

Saudara-Saudaranya Yusuf Membencinya

LIHATLAH anak itu, sedih dan tidak berdaya. Ia adalah Yusuf. Baru saja saudara-saudaranya menjual dia kepada orang-orang ini yang dalam perjalanan menuju ke Mesir. Di sana Yusuf akan dijadikan budak. Mengapa saudara-saudara tirinya berbuat hal yang jahat ini? Karena mereka iri kepada Yusuf.
Ayah mereka, Yakub sangat sayang kepada Yusuf. Ia memperlihatkannya dengan menyuruh membuatkan sebuah jubah yang panjang dan bagus untuk Yusuf. Karena kesepuluh kakak Yusuf melihat betapa besar kasih Yakub kepada Yusuf, mereka mulai iri hati dan membenci Yusuf. Tetapi ada lagi sebab lain mengapa mereka membencinya.
Yusuf mendapat dua mimpi. Di dalam kedua mimpinya, saudara-saudaranya tunduk menyembah kepadanya. Ketika Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya, makin bertambahlah rasa benci mereka.
Pada suatu hari ketika kakak-kakak Yusuf sedang mengurus domba-domba ayah mereka, Yakub minta agar Yusuf menengok mereka dan melihat keadaan mereka. Ketika saudara-saudaranya melihat kedatangannya, beberapa di antara mereka berkata, ’Mari kita bunuh dia!’ Tetapi Ruben, saudaranya yang tertua berkata, ’Tidak, jangan kalian berbuat itu.’ Sebaliknya mereka memegang Yusuf dan melemparkannya ke dalam sebuah sumur yang kering. Setelah itu mereka duduk untuk memutuskan apa yang mereka akan lakukan terhadap Yusuf.
Saudara-Saudaranya Yusuf menerima uang dari orang Ismail
Pada saat itu beberapa orang keturunan Ismail datang lewat. Yehuda berkata kepada saudara-saudara tirinya, ’Mari kita jual dia kepada orang-orang Ismail.’ Dan itulah yang telah mereka lakukan. Mereka menjual Yusuf seharga 20 keping perak. Alangkah keji dan jahat perbuatan itu.
Apakah yang akan mereka katakan kepada ayah mereka? Mereka membunuh seekor kambing dan berkali-kali mencelup jubah Yusuf yang indah ke dalam darah kambing itu. Kemudian mereka membawa jubah itu kepada ayah mereka Yakub dan berkata, ’Kami menemukan ini. Lihatlah apakah ini bukan jubah Yusuf.’
Yakub tahu, bahwa itu benar jubah Yusuf. ’Seekor binatang buas pasti telah membunuh Yusuf,’ tangisnya. Dan memang saudara-saudara Yusuf ingin agar ayah mereka berpikir demikian. Yakub sedih sekali. Berhari-hari ia menangis. Tetapi Yusuf tidak mati. Mari kita lihat apa yang terjadi dengan Yusuf dan ke mana ia telah dibawa.

Yakub Mempunyai Keluarga yang Besar

Yakub dan anak-anaknya



Yakub Mempunyai Keluarga yang Besar

LIHATLAH keluarga yang besar ini. Mereka adalah kedua belas putra Yakub. Ia juga mempunyai anak-anak perempuan. Tahukah kau nama dari masing-masing anaknya? Marilah kita sebut beberapa.
Lea melahirkan Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda. Rahel sangat sedih karena ia tidak dapat memperoleh seorang anak pun. Sebab itu ia memberikan pelayan perempuannya, Bilha, kepada Yakub. Maka Bilha memperoleh dua anak lelaki, bernama Dan dan Naftali. Setelah itu Lea juga memberikan pelayan perempuannya, Zilpa, kepada Yakub. Dan Zilpa melahirkan Gad dan Asyer. Kemudian Lea melahirkan lagi dua anak lelaki, Isakhar dan Zebulon.
Akhirnya Rahel dapat juga melahirkan seorang anak. Ia menamakannya Yusuf. Nanti kita akan mengetahui lebih banyak lagi mengenai Yusuf, karena ia akan menjadi orang yang sangat penting. Itulah kesebelas anak lelaki yang telah dilahirkan bagi Yakub, ketika ia tinggal bersama ayah Rahel, Laban.
Yakub juga mempunyai beberapa anak perempuan, tetapi Alkitab hanya menyebutkan nama salah seorang dari mereka, yaitu Dina.
Saatnya telah tiba bagi Yakub dan keluarganya untuk meninggalkan Laban dan pergi kembali ke Kanaan. Maka ia mengumpulkan keluarganya yang besar itu, kawanan domba dan segala ternaknya yang begitu banyak, lalu berangkatlah mereka, memulai suatu perjalanan yang jauh.
Beberapa waktu kemudian, setelah Yakub dan keluarganya berada kembali di Kanaan, Rahel melahirkan seorang anak lelaki yang lain. Ini terjadi ketika mereka dalam perjalanan. Karena Rahel sangat payah maka meninggallah ia waktu melahirkan. Tetapi anak lelaki yang dilahirkannya itu sehat. Yakub menamakannya Benyamin.
Kita perlu mengingat nama-nama dari kedua belas putra Yakub, karena seluruh suku bangsa Israel berasal dari mereka. Sebenarnya kedua belas suku Israel disebut menurut nama 10 putra Yakub dan dua putra Yusuf. Ishak hidup bertahun-tahun lagi setelah anak-anak ini lahir, dan tentu ia telah merasa bahagia, karena dapat mempunyai banyak cucu. Tetapi marilah kita lihat apa yang terjadi dengan cucunya, Dina.

Kisah Nabi Yaqub AS nangis hingga buta karena sedih kehilangan anak

Kisah Nabi Yaqub AS nangis hingga buta karena sedih kehilangan anak


Nabi Yaqub AS adalah putra dari Nabi Ishaq bin Ibrahim dan ibunya Rifqah binti A'zar. Nabi Yaqub AS memiliki saudara kembar bernama Al-Aish. Nabi Ishaq lebih menyayangi Aish dikarenakan dia merupakan anak tertua, sedangkan istrinya lebih menyayangi Nabi Yaqub AS karena dia merupakan anak terakhir.

Pada suatu ketika, Nabi Ishaq menginginkan seekor rusa. Beliau meminta Aish untuk mencarikannya seekor rusa. Namun, sebelum Aish berburu, sang ibunda menyuruh Nabi Yaqub AS terlebih dahulu. Dan dia melayani ayahnya terlebih dahulu, Nabi Ishaq pun mendoakaan Nabi Yaqub AS "Mudah-mudahan engkau menurunkan nabi-nabi dan raja-raja". Mengetahui hal itu, Aish yang dirundung rasa iri pun menjadi lebih kaku dan dingin terhadap Nabi Yaqub. Aish lebih sering menyindir karena merasa dengki terhadap Nabi Yaqub.

Melihat kejadian tersebut Nabi Ishaq menyuruh Nabi Yaqub AS untuk berhijrah ke Fadan A'raam dan menemui sang paman bernama Laban bin Batu'il. Sesuai nasihat sang ayah, pergilah Nabi Yaqub AS menuju kota Fadan A'raam yang berada di Irak. Setelah berhari-hari melewati padang pasir, tibalah Nabi Yaqub AS di kota tersebut.

Dia bertanya kepada salah satu penduduk tentang kediaman Laban bin Batu'il. Penduduk tersebut menunjuk ke arah Rahil seorang gadis yang cantik jelita, yang kebetulan merupakan putri kedua dari Laban bin Batu'il.

Setelah memperkenalkan diri kepada Rahil, Nabi Yaqub AS diajak untuk bertemu dengan ayahnya Laban bin Batu'il. Dalam pertemuan tersebut Nabi Yaqub AS menyampaikan pesan dari ayahnya, agar mereka berdua menjadi besan dengan menikahkan salah satu putri Laban dengan Nabi Yaqub. 

Laban menyetujui pesan tersebut dengan syarat menggembalakan hewan ternak miliknya selama tujuh tahun. Nabi Yaqub AS menyanggupi syarat tersebut, setelah tujuh tahun berlalu, Nabi Yaqub AS menaggih janji kepada Laban. Laban pun menjodohkan putri pertamanya bernama Laiya. Namun, Nabi Yaqub lebih menginginkan menikahi Rahil. Seorang gadis yang dia jumpai pertama kali saat berada di kota Fadan A'raam.

Laban pun menyarankan Nabi Yaqub AS untuk menikahi Laiya terlebih dahulu. Setelah itu, dia diizinkan untuk menikahi Rahil sebagai istri kedua dengan syarat bahwa Nabi Yaqub AS harus bersedia menggembalakan hewan ternak milik Laban selama tujuh tahun. Pada masa Nabi Yaqub, belum ada larangan untuk menikahi kakak beradik dalam satu waktu hingga diturunkannya surat Annisa ayat 23. Allah SWT berfirman, "Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Nabi Yaqub AS kemudian menikah dengan kedua putri dari pamannya yakni Laban bin Batu'il. Pada saat itu Laban menghadiahkan kepada kedua putrinya seorang pembantu perempuan bernama Zulfa dan Bahlah. Beberapa tahun kemudian Nabi Yaqub AS menikahi kedua asisten rumah tangga tersebut. Dia memiliki 12 orang anak dari keempat istrinya. Salah satunya adalah Nabi Yusuf AS dari istrinya bernama Rahil.

Nabi Yusuf merupakan anak kesayangan Nabi Yaqub, sehingga mengakibatkan iri dengki terhadap saudara-saudaranya. Pada suatu hari, saudara-saudaranya berencana membuang Nabi Yusuf AS dari kehidupan mereka. Mereka mengatur strategi untuk menyingkirkan Nabi Yusuf AS, dan rencana tersebut berhasil. Nabi Yusuf AS terjebak pada sebuah sumur, jebakan tersebut berasal dari saudara-saudaranya yang iri dengki terhadapnya.

Sejak saat itu, Nabi Yaqub AS dirundung kesedihan yang berkepanjangan karena kehilangan putra tercintanya yaitu Nabi Yusuf AS. Sepanjang hari dia menangisi kepergian Nabi Yusuf AS dan akhirnya dia menjadi buta. Beberapa tahun kemudian, Nabi Yaqub AS mendengar kabar dari anak-anaknya jika Nabi Yusuf AS putra tercintanya masih hidup. Nabi Yusuf AS yang sebelumnya bertemu dengan saudara-saudaranya yang iri dengannya, memerintahkan mereka untuk memberikan gamisnya kepada Nabi Yaqub AS dan diusapkan ke wajah Nabi Yaqub, agar ayahnya kembali dapat melihat. Atas izin Allah SWT Nabi Yaqub AS pun dapat melihat kembali dan berkumpul dengan keluarganya di Mesir.

Nabi Ya'qub Tiba di Irak


Nabi Ya'qub Tiba di Irak

Dengan melalui jalan pasir dan Sahara yang luas dengan panas mataharinya yang terik dan angi samumnya {panas} yang membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju ke Fadan A'ram dimana bapa saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh itu , ia sesekali berhenti beristirehat bila merasa letih dan lesu .Dan dalam salah satu tempat perhentiannya ia berhenti karena sudah sgt letihnya tertidur dibawah teduhan sebuah batu karang yang besar .Dalam tidurnya yang nyenyak, ia mendapat mimpi bahwa ia dikurniakan rezeki luas, penghidupan yang aman damai, keluarga dan anak cucuc yang soleh dan bakti serta kerajaan yang besar dan makmur. Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sedarlah ia bahawa apa yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuia dengan doa ayahnya yang masih tetap mendengung di telinganya. Dengan diperoleh mimpi itu ,ia merasa segala letih yang ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi hilang seolah-olah ia memperolehi tanaga baru dan bertambahlah semangatnya untuk secepat mungkin tiba di tempat yang di tuju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.

Tiba pada akhirnya Ya'qub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yang membosankan tiada yang dilihat selain dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai melihat binatang-binatang peliharaan berkeliaran di atas ladang-ladang rumput ,burung-burung berterbangan di udara yang cerah dan para penduduk kota berhilir mundir mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing.
Sesampainya disalah satu persimpangan jalan ia berhenti sebentar bertanya salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorang kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'qub:"Kebetulan sekali, itulah dia puterinya Laban yang akan dapat membawamu ke rumah ayahnya, ia bernama Rahil.

Dengan ahti yang berdebar, pergilah Ya'qub menghampiri yang ayu itu dan cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya ,ia mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Ibunya yang bernama Rifqah adalah saudara kandung dair ayah si gadis itu. Selanjutnya ia menerangkan kepada gadis itu bahwa ia datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan dengan tujuan hendak menemui Laban ,ayahnya untuk menyampaikan pesanan Ishaq, ayah Ya'qub kepada gadis itu. Maka dengan senang hati sikap yang ramah muka yang manis disilakan ya'qub mengikutinya berjalan menuju rumah Laban bapa saudaranya.

berpeluk-pelukanlah dengan mesranya si bapa saudara dengan anak saudara, menandakan kegembiraan masing-masing dengan pertemuan yang tidak disangka-sangka itu dan mengalirlah pada pipi masing-masing air mata yang dicucurkan oleh rasa terharu dan sukcita. Maka disapkanlah oleh Laban bin Batu'il tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya Ya'qub yang tidak berbeda dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri di mana ia dapat tinggal sesuka hatinya seperti di rumahnya sendiri.

Setelah selang beberapa waktu tinggal di rumah Laban ,bapa saudaranya sebagai anggota keluarga disampaikan oleh Ya'qub kdp bapa saudranya pesanan Ishaq ayahnya, agar mereka berdua berbesan dengan mengahwinkannya kepada salah seorang dari puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban dan setuju akan mengahwinkan Laban dengan salah seorang puterinya, dengan syarat sebagai maskahwin, ia harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'qub menyetujuinya syarat-syarat yang dikemukakan oleh bapa saudaranya dan bekerjalah ia sebagai seorang pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam itu.

Setelah mas tujuh tahun dilampaui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam perusahaan penternakan Laban ,ia menagih janji bapa saudaranya yang akan mengambilnya sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kepada ya'qub agar menyunting puterinya yang bernama Laiya sebagai isteri, namun anak saudaranya menghendaki Rahil adik dari Laiya, kerana lebih cantik dan lebih ayu dari Laiya yang ditawarkannya itu.Keinginan mana diutarakannya secara terus terang oleh Ya'qub kepada bapa saudaranya, yang juga dari pihak bapa saudaranya memahami dan mengerti isi hati anak saudaranya itu. Akan tetapi adat istiadat yang berlaku pada waktu itu tidak mengizinkan seorang adik melangkahi kakaknya kahwin lebih dahulu. karenanya sebagi jalan tengah agak tidak mengecewakan Ya'qub dan tidak pula melanggar peraturan yang berlaku, Laban menyarankan agar anak saudaranya Ya'qub menerima Laiya sebagai isteri pertama dan Rahil sebagai isteri kedua yang akan di sunting kelak setelah ia menjalani mas kerja tujuh tahun di dalam perusahaan penternakannya.

Ya'qub yang sangat hormat kepada bapa saudaranya dan merasa berhutang budi kepadanya yang telah menerimanya di rumah sebagai keluarga, melayannya dengan baik dan tidakdibeda-bedakan seolah-olah anak kandungnya sendiri, tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima cadangan bapa saudaranya itu . Perkahwinan dilaksanakan dan kontrak untuk masa tujuh tahun kedua ditanda-tangani.
Begitu masa tujuh tahun kedua berakhir dikahwinkanlah Ya'qub dengan Rahil gadis yang sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya tatkala ia masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan adik, hal mana menurut syariat dan peraturan yang berlaku pada waktu tidak terlarang akan tetapi oleh syariat Muhammad s.a.w. hal semacam itu diharamkan.

Laban memberi hadiah kepada kedua puterinya iaitu kedua isteri ya'qub seorang hamba sahaya untuk menjadi pembantu rumahtangga mereka. Dan dari kedua isterinya serta kedua hamba sahayanya itu Ya'qub dikurniai dua belas anak, di antaraya Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil sedang yang lain dari Laiya.

Kisah Nabi Ya'qub Di Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Ya'qub tidak terdapat dalam Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut nama Ya'qub dalam hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan lain-lain nabi. Bahn kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.

Jumat, 19 Mei 2017

Keistimewaan Ibrahim dan Doanya

Dalam shalawat yang Kita lantunkan setiap Shalat dan di luar shalat, Kita memohon kepada Allah agar Allah memberi rahmat, keselamatan dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Allah memberi keselamatan dan kesejahteraan pada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Ini menunjukkan bahwa Ibrahim Alaihis Salaam memiliki kedudukan istimewa di hadapan Allah Azza wa Jalla. Beliau diberi gelar Kholilullah (Kekasih Allah) dan disebut sebagai “Abul Anbiya” (Bapaknya Para Nabi). Memang dalam kenyataan sejarah Para Rasul yang berjumlah tiga ratusan dan para Nabi yang berjumlah seratus dua puluh empat ribu kebanyakan dari keturunan Nabi Ibrahim, termasuk Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam.
Keistimewaan Ibrahim dan Doanya
Tidak diragukan lagi bahwa posisi Ibrahim dalam panggung kehidupan manusia di muka bumi dan sepanjang zaman sangatlah penting. Hal ini karena Beliau memiliki keimanan yang terbaik sepanjang sejarah, dan ketauhidan yang menjadi contoh bagi semua umat manusia. Sebagaimana dinyatakan Allah dalam ayat berikut ini,
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja… (Al-mumtahanah: 4)
Yang paling disukai Allah dalam pribadi Ibrahim Alaihis salaam adalah keteguhannya dalam mendakwahkan nilai-nilai Tauhidullah. Beliau sangat berani menyatakan kebenaran ajaran Tauhid meskipun orang-orang kafir semakin sengit memusuhinya.
Nabi Ibrahim menolak segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, baik dalam bentuk benda-benda yang disembah seperti patung berhala maupun konsep atau pandangan hidup yang salah dan dianut Kaum Jahiliyyah di masa Beliau. Nabi Ibrahim dengan terus terang menyatakan permusuhan terhadap seluruh kemusyrikan, kekufuran dan kedurhakaan. Beliau pernah melakukan tindakan yang sangat menggemparkan yaitu dengan memotong kepala patung-patung dan disisakannya satu patung paling besar, lantas kapak yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung itu digantungkan di leher patung terbesar itu… Tentu saja hal ini membuat berang para pemuka kemusyrikan sehingga mereka memutuskan Ibrahim AS harus dihukum dengan hukuman paling keji yaitu dibakar hidup-hidup. Menghadapi hukuman ini Beliau tetap sabar dan tegar, tanpa rasa takut. Akhirnya ketika hukuman terhadap Beliau dilaksanakan, Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim AS dari kobaran api dengan izin-Nya,
Kami (Allah) berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”, mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. (Al-anbiyaa: 69-70)
Peristiwa ini sangat dahsyat dan menjadi mukjizat Nabi Ibrahim AS yang dikenang dalam sejarah manusia sepanjang zaman. Peristiwa ini tentu menjadi teladan bagi para pejuang dakwah di jalan Allah yang berani menghadapi segala risiko yang menghadang tatkala meninggikan Kalimatullah.
Nabi Ibrahim juga membuktikan dirinya sebagai “Kholilullah” (Kekasih Allah) karena kecintaannya kepada Allah jauh melampaui kecintaannya kepada istri , anak, dan kehidupan duniawi. Beliau tabah dan sabar ketika harus memisahkan istri Beliau yaitu Siti Hajar dan putranya yang masih bayi ke negeri Mekah karena perintah Allah. Padahal Beliau sudah lama sekali merindukan seorang anak, hingga usia 80 tahun belum juga dikaruniai seorang penerus perjuangan. Di usianya yang tua ini Allah lantas memberikan seorang putra dari istri Beliau yang kedua yaitu Siti Hajar.
Bakkah (lembah air mata) adalah tempat Nabi Adam AS pernah hidup bersama Siti Hawa istri dan putra putrinya ribuan tahun sebelum kejadian ini berlangsung.. Nabi Ibrahim, Hajar dan bayi Ismail menempuh perjalanan dari Syam (Palestina) ke Bakkah saat itu yang menempuh waktu berbulan-bulan lamanya. Kemudian Ibrahim AS diharuskan Allah meninggalkan istri Beliau dan putranya yang masih bayi di lembah yang gersang tanpa penghuni itu. Perpisahan ini sungguh mengharukan namun baik Ibrahim AS maupun Siti Hajar menjalaninya dengan patuh. Saat itulah Beliau berserah diri, pasrah kepada Allah seraya berdoa,
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”. (Ibrahim:37)
Begitu besar husnuzhan (baik sangka) Ibrahim AS kepada Allah. Beliau menyatakan bahwa Beliau lah yang menempatkan putra kesayangan dan istrinya yang masih lemah karena mengikuti perintah Allah dengan penuh kepatuhan dan tanggung jawab. Beliau yakin dengan penjagaan dan pemeliharaan Allah atas keluarganya karena tempat tersebut adalah rumah Allah yang suci dan diberkahi. Beliau memohon kepada Allah agar anak keturunannya menjadi hamba-hamba Allah yang mendirikan shalat dan senantiasa bersyukur… Dalam doa ini Beliau tidak mendikte Allah tetapi memohon jalan keluar dengan memohon agar Allah membuat hati-hati manusia cenderung kepada mereka … Beliau memohon kepada Allah agar keluarganya diberi rizki Dari buah-buahan… Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim AS karena tempat yang ditinggalkan Nabi Ibrahim itu menjadi wilayah yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Allah berfirman,

Sejarah Doa Nabi Ibrahim Untuk Kota Mekah

Doa Nabi Ibrahim Untuk Keberkahan Kota Mekkah tidak Lepas dari Sejarah Saat Beliau DIperintahkan Meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di Tanah Gersang nan Tandus Di KOta Mekkah. Mungkin Sebagian Sahabat BelajarDoa.Com Belum Tahu Kalau Dulu Kota Mekah Merupakan Sebuah Gurun Tandus Yang Tanpa Penghuni Bahkan Seolah Area Mati Tanpa Harapan. Hal ini sangat Berbeda Dengan Sekarang yang Sudah menjadi Kota Suci Untuk Seluruh Umat Islam Di Dunia.

Sejarah Doa Nabi Ibrahim Untuk Kota Mekah

Kota Mekah Sebagai Kota Suci Pertama Bagi Umat Islam ini Berdiri Sebuah Tembat Ibadah Sekaligus Kiblat Untuk Semua Umat Islam di Dunia Yaitu Ka'bah. Bangunan ini Dibuat Oleh Nabi Ibrahim Beserta Putranya ( Nabi Ismail as ). Mekah zaman dahulu sangat berbeda dengan Kota mekah zaman sekarang. Kisah ini Bermula dari Cerita Siti Hajar beserta puteranya Ismail yang masih Kecil balita Yang Diletakan disebuah lembah di Suatu Tempat di tengah gurun pasir yang tidak bertuan ( Saat ini Mekkah ).

Daerah ini hanya Menjadi jalan darat untuk para Musafir dan pedagang yang berdagang dari Negeri syam(Kalau Sekarang Negara Siria, Irak, Yordan) ke Negara Yaman(Kalau Sekarang negeri pantai selatan di jazirah Arab semisal Yaman Oman, dll ). Kadang Kala KOta Mekah Juga dipakai Sebagai Area penggembalaan kaum Nomaden gurun atau Kalau Sekarang Disebut Sebagai suku Baduwi.

Kota Mekah Kini sudah Berubah dari Daerah Yang asalnya gurun tandus Kering Kerontang tidak bertuan kini menjadi kota yang sangt makmur, ramai, hiruk pikuk, kaya dan menjadi tempat berkumpul Haji jutaan orang dari seluruh penjuru dunia termasuk dari Indonesia. Nah Semua Keberkahan Kemakmuran dan kesejahteraan penduduk ini merupakan Berkah dari doa Nabi Ibrahim Untuk Kota Mekkah Saat Meninggalkan Siti Hajar dan Anaknya Nabi Ismail As.

Bacaan Doa Nabi Ibrahim Untuk Keberkahan Kota Makkah

Lafal Bacaan Doa Nabi Ibrahim Untuk Mekkah Saat Meninggalkan Siti Hajar Dan Ismail Di Lembah tandus

Saat Nabi Ibrahim Diperintahkan Allah SWT Meninggalkan Anak dan Istrinya Di Gurun Pasir tandus nan Gersang Ini, beliau hanya melihat adanya pasir dan Laut Kemudian Beliau Berdoa Yang Diabadikan Di Alquran Surat Ibrahim Ayat Ke 37 Yang berbunyi.


Surat Ibrahim Ayat 37

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Dari Doa Nabi Ibrahim Untuk Kota Mekkah Itu yang Menjadikan Mekkah Kini Sebagai Salah Satu Kota Paling Kaya Di Dunia. Mekkah Telah Dipilih Allah Sebagai Kota yang dilimpahkan Kemakmuran, Keberkahan, Aneka Buah Buahan dari Seluruh Dunia Ada Disana, Semua Jenis sayuran, Air MInum dan Segalanya Ada Disana. Itulah Sedikit Kisah Awal Muasal Doa Nabi Ibrahim Untuk Keberhakan Kota Mekah dari Kisah Perintah Meninggalkan Bund Hajar dan Ismail Kecil Di daerah Tandus Nan Gersang ini

Hebatnya Kekuatan Doa

Hebatnya Kekuatan Doa

Rasulullah shallallahu’alaih wa sallam bersabda, “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik,” (H.R. Tirmidzi 2065).
Betapa hebat sebuah doa bahkan bisa menolak ketentuan yang sudah Allah Swt. tetapkan. Anggaplah anak kita (insya Allah) memang yang terbaik, tapi kita tak pernah tahu takdir Allah apa yang Dia tentukan kepada anak kita. Bisa takdir yang baik, bisa yang buruk. Doa kitalah yang akan membentenginya dari takdir yang buruk. Doa kitalah yang akan menjadikan anak kita menjadi anak terbaik di dunia dan akhirat.
Kajian tentang doa tentunya sangat luas dan banyak, tapi cukuplah kita dengan jaminan Allah Swt. dan sabda Rasullulah saw. berikut,
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…,'” (Q.S. al-Mu’min: 60).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi,” (H.R. Abu Daud no. 1536).
Jadi, berhatilah-hatilah dan perhatikanlah kata-kata yang akan keluar dari mulut kita kepada anak. Doa (kata-kata) apa pun menjadi mustajab, ayo kita mulai doakan anak kita menjadi anak soleh mulai sekarang.
anak soleh
Mendapatkan anak soleh dan salihah adalah harapan setiap orang tua. (https://s-media-cache-ak0.pinimg.com)
Berikut merupakan doa-doa yang tersebut dalam Alquran dan juga hadis yang berkaitan dengan permintaan dikaruniai anak/keturunan yang soleh dan salihah.

1. Doa Nabi Ibrahim a.s. Meminta Anak Soleh

“Robbi hablii minash shoolihiin.”
“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh,” (Q.S. Ash-Shaffaat: 100).

2. Doa Nabi Dzakariya a.s. Meminta Anak yang Baik

“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa.”
“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa,” (Q.S. Ali Imron: 38).

3. Doa Meminta Kebaikan pada Anak dan Istri

anak soleh
Meminta kebaikan atas istri dan anak. (https://s-media-cache-ak0.pinimg.com)
“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.”
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. al-Furqon: 74).
Allah Swt. sudah mengajarkan doa-doa tersebut di dalam Alquran, kitab suci-Nya. Tak perlu kita bingung atau masih mencari-cari cara bagaimana menjadikan anak soleh. Allah Swt.-lah yang menjadikan anak kita soleh, maka banyak-banyaklah berdoa kepada-Nya.
Sahabat Abi Ummi bisa mendoa doa-doa tersebut di atas di waktu-waktu yang sudah disiapkan Allah Swt. dijamin kemakbulannya pula, seperti sesudah salat fardhu, ketika sujud, jeda antara adzan dan iqamah, dan waktu-waktu mustajab lainnya. Berdoalan untuk mendapatkan anak soleh diwaktu yang mustajab tersebut.
Di akhir artikel ini, ijinkan penulis juga berdoa dengan salah satu doa di atas untuk keluarga penulis pada khususnya, dan untuk keluarga Sahabat Abi Ummi pada umumnya,
“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.”
Aamiin.
Hot News:

Kedahsyatan dzikir hasbunallah wanikmal wakil

Kedahsyatan dzikir hasbunallah wanikmal wakil merupakan dzikir pendek, akan tetapi mengandung makna yang luar biasa. Di alam dunia, manusia seringkali merasakan suka dan duka yang silih berganti. Meski telah dijelaskan dalam Al-Quran bahwa manusia itu akan diuji dengan perasaan gelisah, orang-orang yang beriman akan tetap percaya kalau Allah Swt selalu bersamanya sehingga perasaan galau dan gelisah dapat teratasi. Kepasrahan mereka menerima takdir Allah Swt, membuat jiwa lebih sabar dan tenteram dalam menghadapi cobaan kerasnya kehidupan.
Bacaan hasbunallah wanikmal wakil adalah dzikir pilihan untuk seluruh umat Muslim. Hati yang dekat dengan Ilahi, memiliki perasaan yang sangat peka terhadap keadaan sekitar, sehingga terhindar dari kejahatan yang mungkin akan dilakukan orang lain terhadapnya. Allah Ta’ala menceritakan mengenai Rasul dan sahabatnya dalam firman-Nya,
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab“. (Ali Imron: 173)
Sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau ingin dilempar di api. Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)

Kedahsyatan Dzikir Hasbunallah Wanikmal Wakil

Kedahsyatan Dzikir Hasbunallah Wanikmal Wakil
Sejarah telah mengatakan, hasbunallah wanikmal wakil adalah salah satu bacaan yang diucapkan oleh para nabi dan orang-orang saleh, ketika mereka menghadapi cobaan besar ataupun fitnah yang berat. Kekuatannya melebihi kekuatan apa pun di dunia ini, serta menegaskan semangat tauhid pada diri orang yang mengucapkan. Yaitu bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat untuk berserah diri, dan pengakuan bahwa semua makhluk ciptaan-Nya adalah lemah atau tidak abadi.
Bacaan diatas merupakan untaian ayat Al-Quran dengan makna yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajarinya, maka menjadi tahu arti, makna, hikmah, keutamaan, dan kelebihannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus meminta perlindungan kepada-Nya. Berikut ini adalah beberapa kedahsyatan dzikir hasbunallah wanikmal wakil:
1. Membaca dzikir hasbunallah wanikmal wakil adalah salah satu bentuk ketaqwaan kita kepada Allah. Bentuk dan rasa tawakal kita kepada Allah dengan sepenuhnya mendekatkan diri kepada Allah. Dengan kalimat ini, kita menyerahkan segenap jiwa dan raga kepada Allah, menyerahkan segala urusan, beban, dan masalah kita kepada Allah karena Allah lah sebaik-baiknya wakil. Tawakal dan ikhlas menyerahkan sepenuhnya urusan kepada Allah Swt.
2. Pada saat dihimpit berbagai problematika kehidupan dunia yang begitu menyesakkan, dirundung duka dan derita, serta masalah-masalah yang berkecamuk, termasuk kesulitan hidup, maka kita hendaknya mengucapkan ayat hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir. Selain itu, merupakan wujud ketergantungan (dependen) manusia kepada Allah Swt, manifestasi permohonan tolong kepada Allah, dan bentuk tawakal untuk mengembalikan segala urusan kepada-Nya.
3. Adapun makna hasbunallah wanikmal wakil secara implisit (tersirat) menyatakan ke-esaan Allah sebagai satu-satunya dzat yang patut kita untuk menyerahkan segala urusan, meminta pertolongan, dan memohon perlindungan. Kita dilarang untuk menyerahkan masalah, meminta pertolongan dan memohon perlindungan kepada selain Allah, karena Dia lah sebaik-baiknya dzat yang patut disembah dan dimintai pertolongan.
Kedahsyatan dzikir hasbunallah wanikmal wakil yang memiliki arti dan makna sangat mendalam atas kedekatan dan rasa tawakal kita kepada Allah sebagai Tuhan Sang Pencipta yang Maha Kuasa.

Doa-doa Nabi Ibrahim as

Doa-doa Nabi Ibrahim as

1) Nabi Ibrahim as termasuk salah seorang nabi-nabi besar Ilahi. Beliau as adalah salah seorang pemuka penyeru tauhid sepanjang sejarah dan merupakan bapak dari banyak para nabi.
Beliau as diutus ketika umat berada dalam penyembahan berhala, menghambakan diri kepada berbagai patung dan menghormatinya. Beliau as berdialog dengan umat dan menjelaskan ketidakbergunaan dan kehampaan berhala-berhala tersebut kepada mereka. Di hadapan ucapan-ucapan penuh hikmah dan argumentasi nabi Ibrahim as mereka mengatakan: “Sebenarnya Kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian.”[1]
Nabi Ibrahim as berkata: “Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”[2]

Kemudian nabi Ibrahim as menengadahkan tangannya dan berdoa:

رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى‏ بِالصَّالِحينَ * وَاجْعَلْ لى‏ لِسانَ صِدْقٍ فى‏ الآخِرينَ * وَاجْعَلْنى‏ مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ * وَاغْفِرْ لأَبى‏ إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku,[3] karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.”[4]
2) Panutan dan teladan berperan vital dalam membangun atau menghancurkan kepribadian manusia. Al-Qur’an yang adalah kitab pembangun dan pendidik manusia menaruh atensi besarnya terhadap kepentingan ini. Mengingat manusia-manusia agung seperti para nabi dan pribadi-pribadi positif lain, dan juga mengingat individu-individu sesat dan berakhiran buruk dengan tujuan mengambil pelajaran dan teladan diserukan di dalam al-Qur’an Karim.
Kata “اسوة” (uswah atau panutan) digunakan sebanyak tiga kali di dalam al-Qur’an Majid: Satu kali digunakan berkenaan dengan Nabi Islam Muhammad saw,[5] sekali dalam kasus nabi Ibrahim as dan kaum Mukminin yang bersama beliau,[6] dan kali ketiga berhubungan dengan para pengikut nabi Ibrahim as.[7]
Allah swt di dalam al-Qur’an Karim berfirman: “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan (Allah).”[8]
Doa nabi Ibrahim as dan para pengikut beliau adalah sebagai berikut:
رَبَّنا عَلَيكَ تَوَكَّلْنا وَإِلَيْكَ أَنَبْنا وَإِلَيْكَ المَصيرُ * رَبَّنا لا تَجْعَلْنا فِتْنَةً لِلَّذينَ كَفَروُا وَاغْفِرْ لَنا رَبّنا إنَّكَ أَنْتَ الْعَزيزُ الْحَكيمُ
“Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”[9]
Imam Ja’far Shadiq as dalam penafsiran ayat “رَبَّنا لا تَجْعَلْنا فِتْنَةً لِلَّذينَ كَفَروُا” berkata: “Pada masa dahulu kaum beriman adalah orang-orang yang fakir (dan berada di bawah tekanan, gangguan dan siksaan kaum kafir) sementara kaum kafir adalah orang-orang yang kaya raya, sehingga nabi Ibrahim as dating dan berdoa seperti ini: “رَبَّنا لا تَجْعَلْنا فِتْنَةً لِلَّذينَ كَفَروُا”. Ketika itulah Allah swt menjadikan kekayaan dan kefakiran di kalangan kaum Mukminin dan kaum kafirin.”[10]
3) Dialog dan percakapan nabi Ibrahim as dengan para penyembah berhala tidak membawa hasil, karena apapun yang dikatakan oleh nabi Ibrahim as kepada mereka justeru menambah kesesatan dan kekerasan kepala dalam diri mereka.
Nabi Ibrahim as berkata kepada diri sendiri: Mungkin dengan menjalankan sebuah “adegan” dapat menyadarkan mereka. Pada suatu hari raya di mana seluruh penduduk pergi ke luar kota dan menikmati masa liburan dan bersenang-senang, nabi Ibrahim as masuk ke dalam rumah berhala, beliau mengambil kapak, menghancurkan seluruh berhala dan hanya membiarkan berhala paling besar tersisa. Beliau as meletakkan kapak di atas pundak berhala besar tersebut dan keluar dari tempat penyembahan berhala itu. Penduduk kota yang kembali dari bersenang-senang mendatangi berhal-berhala mereka dan menemukannya dalam kondisi hancur. Dengan melacak dan meneliti akhirnya mereka mengetahui bahwa pekerjaan tersebut adalah pekerjaan nabi Ibrahim as.
Mereka menginterogasi nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as dalam menjawab mereka mengatakan: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.”[11]
Nabi Ibrahim mengatakan demikian dengan tujuan bahwa mungkin mereka menyadari dan melihat bahwa patung tidak dapat berkata, tidak memiliki pemahaman dan perasaan, tidak mampu menjauhkan bahaya dari diri sendiri dan membahayakan yang lain, bagaimana dapat menjadi tuhan alam semesta?
Akan tetapi pentas ini pun tidak membuka benak mereka yang tertutup dan mereka tetap memilih mengikuti secara membabi buta nenek moyang mereka yang bodoh dari pada berpikir dan merenung.
Dari situ, mereka menyalakan api besar dan melemparkan nabi Ibrahim ke dalamnya. Namun kehendak Allah swt berkata lain sehingga nabi Ibrahim as selamat darinya; karena paket dari tugas beliau as untuk memberikan hidayat dan bimbingan kepada umat serta membangun Ka’bah belum terlaksana ketika itu.
Ketika nabi Ibrahim as melihat tabligh dan dakwah beliau tidak membawa hasil di wilayah tersebut, pergi dari tengah-tengah mereka dan berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku”.[12] Maka ketika itu beliau as menuju tanah Palestina.
Nabi Ibrahim as setelah bertahun-tahun menikah dan hingga mencapai usia lanjut masih belum dikarunia seorang anak, mengangkat tangan berdoa dan mengatakan:
رَبِّ هَبْ لى مِنَ الصَّالِحينَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.”[13]
Allah swt pun memberikan berita gembira kepada beliau as bahwa doanya terkabulkan dan seorang putera yang sabar akan dianugerahkan kepada beliau as dan nabi Ismail as akan terlahir dengan segera.
4) Setelah nabi Ibrahim as hijrah ke tanah Palestina, Allah swt menganugerahkan nabi Ismail as kepada beliau as dan Hajar, namun karena desakan Sarah beliau as terpaksa membawa nabi Ismail dan ibunya, Hajar ke tempat lain. Nabi Ibrahim, Hajar dan Ismail pergi sehingga sampai di Mekah dan dengan petunjuk Jibril berhenti di sana. Nabi Ibrahim as membangun sebuah tenda dan memberikan naungan kepada keluarga di dalamnya sementara beliau as sendiri kembali ke tanah Palestina.
Kehendak Ilahi menginginkan supaya Ibrahim as juga memiliki putera dari Sarah.
Maka Sarah mengandung nabi Ishaq. Nabi Ismail dan ibunya berada di Mekah sementara nabi Ishaq dan ibunya di tanah Palestina dan nabi Ibrahim as pun pulang pergi di antara keduanya. Tanah Palestina sebuah tempat berhawa dan udara baik serta bertanah subur. Namun di Mekah tidak terdapat air, tumbuhan, pepohonan dan pula tanah yang datar.
Nabi Ibrahim as yang dengan perintah Ilahi meninggalkan keluarga di tempat pegunungan, kering tanpa air dan tumbuhan, merasa iba dan kondisi beliau berubah kemudian menengadahkan tangan berdoa dan berkata:
رَبِّ اجْعَلْ هذا البَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِى‏ وَبَنِىَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنام * رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيراً مِنَ النّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّى‏ وَمَنْ عَصانِى‏ فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ * رَبَّنا إِنِّى‏ أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِى‏ بِوادٍ غَيْرِ ذِى‏ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ المُحَرَّمِ رَبَّنا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النّاسِ تَهْوِى‏ إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَراتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ * رَبَّنا إِنَّكَ تَعْلَمُ ما نُخْفِى‏ وَما نُعْلِنُ وَما يَخْفى‏ عَلى اللَّهِ مِنْ شَى‏ءٍ فِى‏ الأَرضِ وَلا فِى‏ السَّماءِ * الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى‏ وَهَبَ لِى‏ عَلى‏ الكِبَرِ إِسْمعِيلَ وَإِسْحقَ إِنَّ رَبِّى‏ لَسَمِيعُ الدُّعاءِ  * رَبِّ اجْعَلْنِى‏ مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِى‏ رَبَّنا وَتَقَبَّلْ دُعاءِ * رَبَّنا اغْفِرْ لِى‏ وَلِوالِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الحِسابُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Tuhan-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).”[14]
5) Pemilihan Mekah sebagai tempat tinggal nabi Ismail dan Hajar dengan perintah Allah swt dan nabi Ibrahim rela dengan tempat tinggal tersebut. Namun Mekah bukanlah tempat subur dan buah dan biji-bijian tidak dapat diproduksi dari sana. Inilah rahasia kenapa nabi Ibrahim as berdoa pula dan mengatakan:
رَبِّ اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”[15]
Allah swt pun memberikan jawaban positif kepada nabi Ibrahim as dan berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”[16]
Imam Baqir as berkata: “Karena efek doa inilah buah-buahan dibawa ke Mekah dari tempat-tempat lain.”[17]
6) Nabi Ismail as tumbuh dan besar di Mekah, dan nabi Ibrahim as selalu pulang pergi antara Mekah dan Palestina. Baitullah Ka’bah menjadi rumah ibadah pertama di muka bumi dan sejak dahulu kala adalah tempat penyembahan Allah swt, doa dan munajat kepada-Nya. Namun telah lama rusak dan dilalaikan. Nabi Ibrahim as ditugaskan memperbaharui pembangunan Ka’bah dan merehapnya kembali dengan perintah Ilahi. Beliau as dengan bantuan nabi Ismail as menjalankan tugas tersebut. Pondasi-pondasi dan dinding-dindingnya meninggi dan telah siap menjadi rumah Allah (baitullah) bagi orang-orang yang bertawaf dan beribadah kepada Allah swt.
Nabi Ibrahim dan Ismail mengangkat tangan berdoa:
رَبَّنا تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ * رَبَّنا وَاجْعَلْنا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنا مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوّابُ الرَّحِيمُ * رَبَّنا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الكِتابَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيزُ الحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”[18]
Catatan
Pada ayat 129 dari surat Al-Baqarah dapat disaksikan bahwa nabi Ibrahim dan Ismail as memohon dari Allah swt supaya Dia memilih seorang nabi di tengah-tengah umat dari keturunan mereka untuk membacakan ayat-ayat Ilahi kepada umat manusia dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka serta menyucikan mereka, doa nabi Ibrahim dan Ismail ini kapan terkabulkan?
Di dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi Islam Muhammad saw bersabda: “أَنَا دَعْوَةُ أَبى‏ إِبْراهيم”; Aku adalah (hasil dari) doa kakekku Ibrahim as.”[19]
Silahkan Anda lihat antara doa nabi Ibrahim, terkabulkannya doa tersebut dan kelahiran dan diutusnya Nabi Muhammad saw berapa lama masanya! Dan janganlah berputus asa dari diakhirkannya masa keterkabulan doa.

METODE yang digunakan NABI SULAIMAN, untuk memahami bahasa SEMUT

METODE yang digunakan NABI SULAIMAN, untuk memahami bahasa SEMUT

Kita sering mendengar kisah tentang kehebatan Nabi Sulaiman, yang bisa mengerti bahasa Semut.
Tentu banyak yang penasaran, bagaimana beliau melakukannya?
Mungkin tulisan ini, adalah jawaban dari semua misteri itu…
.
Manusia dari Suku Semut
.
Di dalam salah satu tulisannya, yang berjudul “Apakah dalam Kejadian Sesungguhnya Nabi Sulaiman AS Dapat Bercakap-cakap dengan Burung dan Semut?” di harian Fajar Makassar, saat membahas QS.27:18-19, Ustadz Muhammad Nur Abdurrahman, menulis…
.
Hattay idza- Ataw ‘alay Wa-di nNamli Qa-lat Namlatun Ya-ayyuha- nNamlu Dkhuluw Masa-kinakum.
Sehingga tatkala mereka sampai ke lembah “semut”, berkata “seekor semut”, hai “semut” masuklah ke dalam tempat tinggalmu (QS.27:18).
Fatabassama Dha-hikan min Qawliha-.
Maka (Sulaiman) tersenyum oleh ucapan (“semut”) itu (QS.27:19).
.
“Semut” dalam ayat 18 dan 19 yang dikutip di atas itu, bukanlah semut yang sebenarnya, akan tetapi manusia biasa dari “puak semut“. “Seekor semut” maksudnya Kepala Suku dari puak semut.
Kalau AL NML dianggap betul-betul semut, maka orang akan menghadapi kesulitan dalam menterjemahkannya ke bahasa lain yang mengenal pembedaan bentuk kata tunggal (mufrad, singular) dengan jamak (jama’, plural), yaitu seperti berikut:
an ant said: O, ant, enter your dwellings.

Maka perhatikan ant itu tunggal, (u)Dkhuluw dan Masa-kinakum adalah jamak.

Selanjutnya beliau menulis…
Untuk mengelakkan kesalahan gramatikal, apabila anNamlu dianggap betul-betul semut, maka M.M. Pikthall menterjemahkannya dengan:
an ant exlaimed, O ants! Enter your dwellings.
Jadi M.M.Pikthall “terpaksa” menjamakkan ants untuk menyesuaikannya dengan dwellings (Masa-kinakum). Maka akibat mengelakkan kesalahan gramatikal, ia salah dengan menjamakkan ants yang sesungguhnya tunggal (mufrad), yaitu anNamlu.
Namun jika difahamkan anNamlu adalah nama diri dari suatu puak bangsa manusia, yaitu puak Semut, maka tidak akan ada kesulitan gramatikal, sebab walaupun anNamlu itu singular, sesungguhnya ia plural, sekelompok bangsa manusia yang mengelompokkan diri dalam sebuah qaum, yaitu mereka namakan dirinya sebagai puak Semut.
sumber : Apakah dalam kejadian sesungguhnya, Nabi Sulaiman AS dapat bercakap-cakap dengan Burung dan Semut?
Dengan demikian METODE yang dipakai Nabi Sulaiman, untuk memahami bahasa semut adalah dengan cara mempelajari bahasa mereka. Yaitu bahasa yang dipergunakan oleh sekelompok manusia, yang bernama Puak Semut atau Suku Semut atau Kaum Semut.

Keistimewaan Doa Nabi Sulaiman (penakluk Jin dan Binatang) , Untuk Memperlancar Rizki

Keistimewaan Doa Nabi Sulaiman (penakluk Jin dan Binatang) , Untuk Memperlancar Rizki


 Pertanyaan :
bolehkah kita sbg muslim mengamalkan doa nabi sulaiman, seperti di QS. Shad: 38, agar dimudahkan dalam hal rejeki dan harta?

Jawaban:

Doa yang dimaksud adalah permohonan Nabi Sulaiman ‘alaihis shalatu was salam yang Allah ceritakan dalam al-Quran,

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Sulaiman berdoa: “Ya Rabku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang-pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS. Shad: 35)

Salah satu diantara kekuasaan Sulaiman, yang tidak mungkin dimiliki orang lain adalah beliau bisa mengendalikan dan menguasai jin. Sehingga semua jin menjadi tunduk dan patuh kepada Sulaiman. Beliau juga bisa menguasai binatang. Sehingga pasukan Sulaiman tidak hanya manusia, tapi mencakup jin dan binatang.

Allah kabulkan permohonan Sulaiman, sebagai tanda bagi seluruh umat manusia, bahwa Allah kuasa untuk melakukan apapun sesuai yang Dia kehendaki. Termasuk memberikan kekuasaan kepada salah satu dari hamba-Nya yang tidak lazim dimiliki manusia.

Makna Doa Sulaiman,


Mengenai makna doa Sulaiman, “anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang-pun sesudahku.” Di sana ada 2 pendapat ulama,

Pertama

Beliau memohon kepada Allah agar tidak ada yang mampu menggulingkan kekuasaan beliau sampai beliau meninggal.

Kedua

Beliau memohon kepada Allah agar beliau diberi kekuasaan yang tidak layak untuk dimiliki siapapun setelah beliau.

Al-Hafidz Ibnu Katsir lebih menguatkan pendapat kedua. Ibnu Katsir mengatakan,

والصحيح أنه سأل من الله تعالى ملكا لا يكون لأحد من بعده من البشر مثله

Yang benar, Sulaiman memohon kepada Allah kerajaan yang tidak boleh dimiliki oleh manusia siapapun setelah beliau. (Tasir Ibnu Katsir, 7/70).

Karena itulah, siapapun manusia, dia tidak bisa memiliki kemampuan sebagaimana Sulaiman. Sehingga tidak ada manusia yang bisa menguasai jin atau binatang, kecuali atas mukjizat dari Allah. termasuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri. Beliau tidak mau melangkahi doa Sulaiman ini.

Suatu ketika, pada saat mengimami shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan gerakan yang berbeda di luar kebiasaannya. Pagi harinya, Beliau menceritakan,

إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ البَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ، فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ، فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ: رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي فَرَدَّهُ خَاسِئًا

“Ada jin ifrit menampakkan diri kepadaku tadi malam, untuk mengganggu shalatku. Kemudian Allah memberikan kemampuan kepadakku untuk memegangnya. Aku ingin untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Namun saya teringat doa saudaraku Sulaiman: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku.” Kemudian beliau melepaskan jin itu dalam keadaan terhina.” (HR. Bukhari 461 & Muslim 541).

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mau mengikat jin itu di tiang masjid. Karena jika hal itu beliau lakukan, berarti beliau telah menguasai jin. Sementara kemampuan bisa menguasai jin, merupakan keistimewaan Sulaiman. Karena teringat doa Sulaiman, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melepaskan jin itu.

Apakah Doa ini Bisa Ditiru?


Ada beberapa doa nabi yang itu bagian dari mukjizat beliau. Sehingga hanya berlaku untuk beliau dan bukan untuk ditiru. Karena manusia selain mereka, tidak mungkin memiliki mukjizat.

Seperti doanya Nabi Isa ‘alaihis shalatu was salam yang beliau memohon kepada Allah agar diturunkan hidangan dari langit. Allah menceritakan doa Nabi Isa,

قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآَخِرِنَا وَآَيَةً مِنْكَ

Isa bin Maryam berdoa, “Ya Allah, turunkan untuk kami hidangan dari langit, yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau…” (QS. al-Maidah: 114).

Termasuk juga doa Nabi Musa ‘alaihis shalatu was salam, yang beliau memohon kepada Allah agar bisa melihat-Nya. Allah ceritakan dalam al-Quran,

قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا

Musa berdoa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.” (QS. al-A’raf: 143).

Atau doa Nabi Ibrahim, agar beliau diperlihatkan bagaimana cara Allah menghidupkan makhluk yang telah mati. Allah sebutkan doa ini dalam al-Quran,

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي

“Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)…” (QS. al-Baqarah: 260).

Termasuk diantaranya adalah doa Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Karena doa ini bagian dari mukjizat beliau, maka tidak berlaku untuk yang lain. Sehingga orang lain tidak boleh menjadikannya sebagai doa, baik tujuannya untuk mendapatkan kekuasaan atau memperlancar rizki atau tujuan lainnya.