Selasa, 23 Mei 2017

Bagaimana Bayi Musa Diselamatkan

Bagaimana Bayi Musa Diselamatkan

LIHATLAH, bayi kecil ini sedang menangis dan memegang jari seorang putri. Bayi itu ialah Musa. Tahukah engkau siapa putri yang cantik itu? Ia adalah putri Firaun sendiri, salah seorang putri mahkota Mesir.
Ibu Musa telah menyembunyikan bayinya sampai berumur tiga bulan, sebab ia tidak ingin bayinya dibunuh oleh orang Mesir. Tetapi ia menyadari bahwa Musa bisa saja diketemukan, dan karena itu ia berbuat begini untuk menyelamatkannya.
Ia mengambil sebuah keranjang dan mengaturnya sedemikian rupa supaya tidak masuk air. Kemudian Musa dimasukkan ke dalamnya dan menaruh keranjang itu di antara rumput-rumput tinggi yang tumbuh di sepanjang sungai Nil. Kakak perempuan Musa yaitu Miryam disuruh menjaga dekat tempat itu dan melihat apa yang akan terjadi.
Bayi Musa di dalam keranjang sedang menangis
Tidak lama kemudian datanglah putri Firaun turun ke sungai Nil untuk mandi. Tiba-tiba ia melihat keranjang itu. Ia memanggil salah seorang pelayannya, ’Bawalah keranjang itu ke mari.’ Sewaktu sang putri membuka keranjang itu, ia melihat seorang bayi yang molek sekali. Musa si kecil itu sedang menangis dan sang putri menjadi sayang kepadanya. Ia tidak ingin bayi itu terbunuh.
Kemudian Miryam datang menghampiri. Engkau dapat melihatnya pada gambar. Miryam berkata kepada putri Firaun, ’Bolehkah saya pergi dan memanggil seorang wanita Israel untuk menyusukan bayi itu untuk tuan putri?’
’Ya, pergilah,’ kata sang putri.
Maka Miryam pun larilah cepat-cepat mendapatkan ibunya dan menceritakan apa yang terjadi. Sewaktu ibu Musa datang ke tempat itu, berkatalah sang putri, ’Ambillah bayi ini dan susuilah dia bagiku. Aku akan membayar upah kepadamu.’
Dengan demikian ibu Musa merawat bayinya sendiri. Kemudian setelah Musa cukup besar, ia membawanya kepada putri Firaun yang mengangkat Musa sebagai anaknya sendiri. Begitulah keadaannya sehingga Musa menjadi dewasa di istana Firaun.

Ayub Setia kepada Allah

Ayub Setia kepada Allah

APAKAH engkau merasa kasihan kepada orang yang sakit ini? Namanya adalah Ayub, dan perempuan itu adalah istrinya. Tahukah kau apa yang ia katakan kepada Ayub? ’Sumpahi Allah lalu matilah.’ Mari kita lihat mengapa ia sampai berkata demikian dan mengapa Ayub begitu menderita.
Ayub adalah seorang yang setia dan patuh kepada Yehuwa. Ia tinggal di tanah Us, tidak jauh dari Kanaan. Yehuwa sangat mengasihi Ayub, tetapi ada seseorang yang membencinya. Tahukah engkau siapa itu?
Ia adalah Setan si Iblis. Jangan lupa, Setan itu adalah malaikat yang jahat yang membenci Yehuwa. Ia telah berhasil membuat Adam dan Hawa tidak mematuhi Yehuwa, dan ia kira dapat membuat siapa saja tidak patuh kepada Yehuwa. Berhasilkah ia? Tidak. Ingat betapa banyaknya orang yang setia, laki-laki maupun perempuan yang telah kita ketahui. Berapa orang yang dapat kau sebut namanya?
Setelah Yakub dan Yusuf meninggal di Mesir, Ayublah orang yang paling setia kepada Yehuwa di seluruh muka bumi. Yehuwa ingin agar Setan mengetahui bahwa ia tidak dapat membuat semua orang menjadi jahat, maka Yehuwa berkata, ’Lihatlah Ayub. Lihat betapa setia ia kepada-Ku.’
’Ia setia,’ Setan berkata, ’karena Engkau memberkatinya sehingga ia memiliki banyak hal-hal yang baik. Tetapi bila Engkau mengambil semua miliknya itu dari padanya, tentu ia akan menyumpahi Engkau.’
Maka berkatalah Yehuwa, ’Silakan. Ambillah semua miliknya. Berbuatlah segala hal yang jahat terhadap Ayub. Kita akan lihat apakah ia nanti akan menyumpahi Aku. Hanya janganlah engkau membunuh dia.’
Istri Ayub sedih melihatnya menderita
Pertama-tama Setan mendatangkan perampok-perampok, lalu mereka mencuri semua ternak, domba-domba dan unta-unta milik Ayub. Setelah itu ia membunuh semua anak lelaki dan anak perempuan Ayub dengan mendatangkan sebuah badai. Selanjutnya Setan menghantam Ayub dengan penyakit yang hebat. Ayub sangat menderita. Oleh sebab itu istri Ayub berkata kepadanya, ’Sumpahi Allah lalu matilah.’ Tetapi Ayub tidak melakukan itu. Juga tiga orang teman Ayub yang curang datang dan berkata kepada Ayub, bahwa Ayub telah menjalani suatu cara hidup yang tidak baik. Tetapi Ayub tetap setia.
Hal ini membuat Yehuwa sangat senang, sehingga setelah itu Ia memberkati Ayub, seperti yang engkau lihat dalam gambar. Ia menyembuhkan Ayub dari penyakitnya. Ayub memperoleh lagi 10 anak-anak yang cantik, ternak, domba dan unta sebanyak dua kali lipat daripada yang pernah ia miliki sebelumnya.
Apakah engkau akan setia terus kepada Yehuwa seperti Ayub? Jika demikian halnya, maka Allah akan memberkati engkau juga. Engkau akan dapat hidup selama-lamanya, apabila seluruh bumi ini akan dijadikan sama indahnya seperti taman Eden.

Ishak Mendapat Istri yang Baik

Ishak Mendapat Istri yang Baik

TAHUKAH engkau siapa perempuan yang ada di gambar ini? Ia bernama Ribka. Dan lelaki yang akan ditemuinya itu adalah Ishak. Ia akan menjadi istrinya. Bagaimana terjadinya hal ini?
Ya, ayah Ishak, Abraham ingin mendapatkan seorang istri yang baik untuk anaknya. Ia tidak ingin Ishak mengawini seorang perempuan Kanaan, karena orang-orang ini menyembah ilah-ilah palsu. Maka Abraham memanggil pelayannya dan berkata, ’Saya ingin engkau pergi kembali ke tempat tinggal sanak keluarga saya di Haran dan mencari seorang istri untuk anak saya Ishak.’
Pada saat itu juga pelayan Abraham mengambil sepuluh unta dan mulailah ia menempuh perjalanan yang jauh. Setelah berada di dekat tempat tinggal sanak keluarga Abraham, ia berhenti di sebuah sumur. Pada waktu itu hari sudah sore, waktunya bagi perempuan-perempuan dari kota datang untuk mengambil air dari sumur. Maka pelayan Abraham berdoa kepada Yehuwa, ’Biarlah perempuan yang akan memberikan air bagi saya dan bagi unta-unta ini, adalah perempuan yang Engkau pilih untuk menjadi istri Ishak.’
Tidak lama kemudian datanglah Ribka untuk mengambil air. Ketika pelayan itu minta minum, maka Ribka memberikannya. Kemudian Ribka pergi mengambil air secukupnya untuk semua unta yang sedang haus itu. Pekerjaan ini berat, sebab unta minum banyak sekali.
Setelah Ribka selesai melakukan ini, pelayan Abraham menanyakan nama ayahnya. Ia juga bertanya apakah ia boleh menginap di rumah mereka. Ribka berkata, ’Ayah saya adalah Betuel. Tempat menginap pun ada pada kami.’ Pelayan Abraham tahu bahwa Betuel adalah anak saudara Abraham, Nahor. Maka ia pun berlutut dan mengucapkan terima kasih kepada Yehuwa, karena telah menuntunnya kepada sanak keluarga Abraham.
Pada malam itu pelayan Abraham menjelaskan kepada Betuel dan kepada Laban saudara lelaki Ribka, apa sebabnya ia telah datang. Keduanya setuju bahwa Ribka boleh pergi dan kawin dengan Ishak. Apa yang dikatakan oleh Ribka waktu ia ditanya? Ia berkata, ’Ya,’ ia mau pergi. Maka pada keesokan harinya berangkatlah mereka dengan menaiki unta, memulai suatu perjalanan yang jauh, kembali ke Kanaan.
Waktu mereka sampai hari sudah senja. Ribka melihat seorang lelaki berjalan di ladang. Itu adalah Ishak. Ia gembira melihat Ribka. Sarah, ibunya, baru meninggal tiga tahun dan ia masih sedih karena hal itu. Tetapi sekarang Ishak sangat mencintai Ribka dan ia berbahagia kembali.

Yusuf Dijebloskan ke dalam Penjara

Yusuf Dijebloskan ke dalam Penjara

YUSUF baru berumur 17 tahun ketika ia dibawa ke Mesir. Di situ ia dijual kepada seorang yang bernama Potifar. Potifar bekerja untuk raja Mesir yang bernama Firaun.
Yusuf bekerja keras untuk Potifar majikannya. Dan ketika Yusuf semakin dewasa, Potifar memberi kuasa kepadanya atas seluruh rumah tangganya. Tetapi mengapa Yusuf sekarang berada dalam penjara? Yang menyebabkannya adalah istri Potifar.
Yusuf menjadi pria yang sangat tampan, dan istri Potifar ingin tidur dengannya. Tetapi Yusuf tahu bahwa ini salah, dan ia tidak mau melakukannya. Istri Potifar sangat marah. Ketika suaminya pulang ia berdusta dan berkata kepadanya, ’Yusuf yang jahat itu mencoba tidur dengan saya.’ Potifar percaya dan ia sangat marah kepada Yusuf. Maka ia menyuruh agar Yusuf dijebloskan ke dalam penjara.
Kepala penjara segera dapat melihat bahwa Yusuf adalah seorang yang baik. Maka dia diberi kuasa untuk mengurus tahanan-tahanan lainnya. Selang beberapa waktu Firaun menjadi marah kepada juru minumannya dan juru rotinya, dan ia memasukkan mereka ke dalam penjara. Suatu malam masing-masing mendapat mimpi yang khusus, tetapi mereka tidak dapat mengerti artinya. Esok harinya Yusuf berkata, ’Ceritakanlah padaku mimpi kalian.’ Setelah mereka menceritakannya, maka Yusuf dengan bantuan Allah, menjelaskan arti mimpi mereka.
Kepada juru minuman Yusuf berkata, ’Dalam waktu tiga hari engkau akan dibebaskan dari penjara dan engkau akan menjadi juru minuman Firaun kembali.’ Dan Yusuf menambahkan, ’Apabila engkau sudah keluar ceritakanlah kepada Firaun mengenai diriku dan tolonglah saya agar bisa keluar dari tempat ini.’ Tetapi kepada juru roti Yusuf berkata, ’Tiga hari lagi Firaun akan menyuruh memenggal kepalamu.’
Tiga hari kemudian terjadilah tepat seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf. Firaun menyuruh memenggal kepala juru roti. Sebaliknya juru minuman dibebaskan dari penjara dan mulai melayani raja kembali. Tetapi juru minuman ini lupa sama sekali kepada Yusuf! Ia tidak menceritakan tentang Yusuf kepada Firaun, dan Yusuf pun harus tinggal terus di penjara.

Saudara-Saudaranya Yusuf Membencinya

Saudara-Saudaranya Yusuf Membencinya

LIHATLAH anak itu, sedih dan tidak berdaya. Ia adalah Yusuf. Baru saja saudara-saudaranya menjual dia kepada orang-orang ini yang dalam perjalanan menuju ke Mesir. Di sana Yusuf akan dijadikan budak. Mengapa saudara-saudara tirinya berbuat hal yang jahat ini? Karena mereka iri kepada Yusuf.
Ayah mereka, Yakub sangat sayang kepada Yusuf. Ia memperlihatkannya dengan menyuruh membuatkan sebuah jubah yang panjang dan bagus untuk Yusuf. Karena kesepuluh kakak Yusuf melihat betapa besar kasih Yakub kepada Yusuf, mereka mulai iri hati dan membenci Yusuf. Tetapi ada lagi sebab lain mengapa mereka membencinya.
Yusuf mendapat dua mimpi. Di dalam kedua mimpinya, saudara-saudaranya tunduk menyembah kepadanya. Ketika Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya, makin bertambahlah rasa benci mereka.
Pada suatu hari ketika kakak-kakak Yusuf sedang mengurus domba-domba ayah mereka, Yakub minta agar Yusuf menengok mereka dan melihat keadaan mereka. Ketika saudara-saudaranya melihat kedatangannya, beberapa di antara mereka berkata, ’Mari kita bunuh dia!’ Tetapi Ruben, saudaranya yang tertua berkata, ’Tidak, jangan kalian berbuat itu.’ Sebaliknya mereka memegang Yusuf dan melemparkannya ke dalam sebuah sumur yang kering. Setelah itu mereka duduk untuk memutuskan apa yang mereka akan lakukan terhadap Yusuf.
Saudara-Saudaranya Yusuf menerima uang dari orang Ismail
Pada saat itu beberapa orang keturunan Ismail datang lewat. Yehuda berkata kepada saudara-saudara tirinya, ’Mari kita jual dia kepada orang-orang Ismail.’ Dan itulah yang telah mereka lakukan. Mereka menjual Yusuf seharga 20 keping perak. Alangkah keji dan jahat perbuatan itu.
Apakah yang akan mereka katakan kepada ayah mereka? Mereka membunuh seekor kambing dan berkali-kali mencelup jubah Yusuf yang indah ke dalam darah kambing itu. Kemudian mereka membawa jubah itu kepada ayah mereka Yakub dan berkata, ’Kami menemukan ini. Lihatlah apakah ini bukan jubah Yusuf.’
Yakub tahu, bahwa itu benar jubah Yusuf. ’Seekor binatang buas pasti telah membunuh Yusuf,’ tangisnya. Dan memang saudara-saudara Yusuf ingin agar ayah mereka berpikir demikian. Yakub sedih sekali. Berhari-hari ia menangis. Tetapi Yusuf tidak mati. Mari kita lihat apa yang terjadi dengan Yusuf dan ke mana ia telah dibawa.

Yakub Mempunyai Keluarga yang Besar

Yakub dan anak-anaknya



Yakub Mempunyai Keluarga yang Besar

LIHATLAH keluarga yang besar ini. Mereka adalah kedua belas putra Yakub. Ia juga mempunyai anak-anak perempuan. Tahukah kau nama dari masing-masing anaknya? Marilah kita sebut beberapa.
Lea melahirkan Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda. Rahel sangat sedih karena ia tidak dapat memperoleh seorang anak pun. Sebab itu ia memberikan pelayan perempuannya, Bilha, kepada Yakub. Maka Bilha memperoleh dua anak lelaki, bernama Dan dan Naftali. Setelah itu Lea juga memberikan pelayan perempuannya, Zilpa, kepada Yakub. Dan Zilpa melahirkan Gad dan Asyer. Kemudian Lea melahirkan lagi dua anak lelaki, Isakhar dan Zebulon.
Akhirnya Rahel dapat juga melahirkan seorang anak. Ia menamakannya Yusuf. Nanti kita akan mengetahui lebih banyak lagi mengenai Yusuf, karena ia akan menjadi orang yang sangat penting. Itulah kesebelas anak lelaki yang telah dilahirkan bagi Yakub, ketika ia tinggal bersama ayah Rahel, Laban.
Yakub juga mempunyai beberapa anak perempuan, tetapi Alkitab hanya menyebutkan nama salah seorang dari mereka, yaitu Dina.
Saatnya telah tiba bagi Yakub dan keluarganya untuk meninggalkan Laban dan pergi kembali ke Kanaan. Maka ia mengumpulkan keluarganya yang besar itu, kawanan domba dan segala ternaknya yang begitu banyak, lalu berangkatlah mereka, memulai suatu perjalanan yang jauh.
Beberapa waktu kemudian, setelah Yakub dan keluarganya berada kembali di Kanaan, Rahel melahirkan seorang anak lelaki yang lain. Ini terjadi ketika mereka dalam perjalanan. Karena Rahel sangat payah maka meninggallah ia waktu melahirkan. Tetapi anak lelaki yang dilahirkannya itu sehat. Yakub menamakannya Benyamin.
Kita perlu mengingat nama-nama dari kedua belas putra Yakub, karena seluruh suku bangsa Israel berasal dari mereka. Sebenarnya kedua belas suku Israel disebut menurut nama 10 putra Yakub dan dua putra Yusuf. Ishak hidup bertahun-tahun lagi setelah anak-anak ini lahir, dan tentu ia telah merasa bahagia, karena dapat mempunyai banyak cucu. Tetapi marilah kita lihat apa yang terjadi dengan cucunya, Dina.

Kisah Nabi Yaqub AS nangis hingga buta karena sedih kehilangan anak

Kisah Nabi Yaqub AS nangis hingga buta karena sedih kehilangan anak


Nabi Yaqub AS adalah putra dari Nabi Ishaq bin Ibrahim dan ibunya Rifqah binti A'zar. Nabi Yaqub AS memiliki saudara kembar bernama Al-Aish. Nabi Ishaq lebih menyayangi Aish dikarenakan dia merupakan anak tertua, sedangkan istrinya lebih menyayangi Nabi Yaqub AS karena dia merupakan anak terakhir.

Pada suatu ketika, Nabi Ishaq menginginkan seekor rusa. Beliau meminta Aish untuk mencarikannya seekor rusa. Namun, sebelum Aish berburu, sang ibunda menyuruh Nabi Yaqub AS terlebih dahulu. Dan dia melayani ayahnya terlebih dahulu, Nabi Ishaq pun mendoakaan Nabi Yaqub AS "Mudah-mudahan engkau menurunkan nabi-nabi dan raja-raja". Mengetahui hal itu, Aish yang dirundung rasa iri pun menjadi lebih kaku dan dingin terhadap Nabi Yaqub. Aish lebih sering menyindir karena merasa dengki terhadap Nabi Yaqub.

Melihat kejadian tersebut Nabi Ishaq menyuruh Nabi Yaqub AS untuk berhijrah ke Fadan A'raam dan menemui sang paman bernama Laban bin Batu'il. Sesuai nasihat sang ayah, pergilah Nabi Yaqub AS menuju kota Fadan A'raam yang berada di Irak. Setelah berhari-hari melewati padang pasir, tibalah Nabi Yaqub AS di kota tersebut.

Dia bertanya kepada salah satu penduduk tentang kediaman Laban bin Batu'il. Penduduk tersebut menunjuk ke arah Rahil seorang gadis yang cantik jelita, yang kebetulan merupakan putri kedua dari Laban bin Batu'il.

Setelah memperkenalkan diri kepada Rahil, Nabi Yaqub AS diajak untuk bertemu dengan ayahnya Laban bin Batu'il. Dalam pertemuan tersebut Nabi Yaqub AS menyampaikan pesan dari ayahnya, agar mereka berdua menjadi besan dengan menikahkan salah satu putri Laban dengan Nabi Yaqub. 

Laban menyetujui pesan tersebut dengan syarat menggembalakan hewan ternak miliknya selama tujuh tahun. Nabi Yaqub AS menyanggupi syarat tersebut, setelah tujuh tahun berlalu, Nabi Yaqub AS menaggih janji kepada Laban. Laban pun menjodohkan putri pertamanya bernama Laiya. Namun, Nabi Yaqub lebih menginginkan menikahi Rahil. Seorang gadis yang dia jumpai pertama kali saat berada di kota Fadan A'raam.

Laban pun menyarankan Nabi Yaqub AS untuk menikahi Laiya terlebih dahulu. Setelah itu, dia diizinkan untuk menikahi Rahil sebagai istri kedua dengan syarat bahwa Nabi Yaqub AS harus bersedia menggembalakan hewan ternak milik Laban selama tujuh tahun. Pada masa Nabi Yaqub, belum ada larangan untuk menikahi kakak beradik dalam satu waktu hingga diturunkannya surat Annisa ayat 23. Allah SWT berfirman, "Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Nabi Yaqub AS kemudian menikah dengan kedua putri dari pamannya yakni Laban bin Batu'il. Pada saat itu Laban menghadiahkan kepada kedua putrinya seorang pembantu perempuan bernama Zulfa dan Bahlah. Beberapa tahun kemudian Nabi Yaqub AS menikahi kedua asisten rumah tangga tersebut. Dia memiliki 12 orang anak dari keempat istrinya. Salah satunya adalah Nabi Yusuf AS dari istrinya bernama Rahil.

Nabi Yusuf merupakan anak kesayangan Nabi Yaqub, sehingga mengakibatkan iri dengki terhadap saudara-saudaranya. Pada suatu hari, saudara-saudaranya berencana membuang Nabi Yusuf AS dari kehidupan mereka. Mereka mengatur strategi untuk menyingkirkan Nabi Yusuf AS, dan rencana tersebut berhasil. Nabi Yusuf AS terjebak pada sebuah sumur, jebakan tersebut berasal dari saudara-saudaranya yang iri dengki terhadapnya.

Sejak saat itu, Nabi Yaqub AS dirundung kesedihan yang berkepanjangan karena kehilangan putra tercintanya yaitu Nabi Yusuf AS. Sepanjang hari dia menangisi kepergian Nabi Yusuf AS dan akhirnya dia menjadi buta. Beberapa tahun kemudian, Nabi Yaqub AS mendengar kabar dari anak-anaknya jika Nabi Yusuf AS putra tercintanya masih hidup. Nabi Yusuf AS yang sebelumnya bertemu dengan saudara-saudaranya yang iri dengannya, memerintahkan mereka untuk memberikan gamisnya kepada Nabi Yaqub AS dan diusapkan ke wajah Nabi Yaqub, agar ayahnya kembali dapat melihat. Atas izin Allah SWT Nabi Yaqub AS pun dapat melihat kembali dan berkumpul dengan keluarganya di Mesir.