Mukjizat Nabi Ibrahim AS
Ibrahim adalah anak seorang ahli pembuat patung. Pada zaman itu, orang-orang menyembah Tuhan yang bisa dilihat perwujudannya, yaitu berhala.
Berhala menjadi patut disembah karena mereka mengaggap berhala memiliki sifat pengasih, padahal merekalah yang membuat patung dengan wajah yang welas asih. Patung sesembahan mereka dapat dibuat sesuka hati mereka. Apabila ingin menyembah Tuhan yang bersifat pemarah, mereka membuat patung Tuhannya dengan wajah garang dan menyeramkan lalu menyembahnya. Demikian pula seterusnya jika mereka membuat tuhan sesembahannya sesuai dengan selera mereka. Pada masa itu, terdapat kurang lebih 360 patung Tuhan.
Setelah Nabi Ibrahim AS ditunjuk menjadi utusan Allah Ta'ala, ia gencar menyampaikan ajaran Allah. Akan tetapi, perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Allah Ta'ala, tidak semulus kata-kata karena ia mulai mendapat tantangan Raja Namrud. Nabi Ibrahim AS tergolong seorang pemberani karena ditengah tentangan masyarakat, ia menghancurkan patung-patung sesembahan masyarakat Babilon dengan kapak. Akan tetapi, tidak semua patung dihancurkan, ia menyisakan patung yang terbesar dan dikalungi dengan kapak. Ketika masyarakat Babilon hendak menyembah patung-patung sesembahannya, mereka terkejut karena patung-patung sesembahan mereka hancur. Mereka sangat marah dan langsung menuduh bahwa Nabi Ibrahimlah pelakunya. Seketika itu, Nabi Ibrahim AS ditangkap.
Kemudian, Nabi Ibrahim AS hendak diadili dengan pertanyaan seputar hancurnya patung-patung sesembahan mereka. Akan tetapi, Nabi Ibrahim AS berkata bahwa ia tidak menghancurkannya. Lalu ia pun berkata agar mereka bertanya saja kepada patung besar berkalung kapak itu. Mendengar pertanyaan nabi, mereka terdiam. Kemudian, ada seorang lain berkata kepada Nabi Ibrahim AS tentang maksud perkataannya itu. "Apa maksudmu Ibrahim? Patung itu tidak bisa bicara, mengapa kami harus bertanya kepada patung?" Nabi Ibrahim AS tersenyum dan berkata, "Kalian sudah tahu bahwa patung tidak bisa berbicara, mengapa kalian menyembahnya?" Mereka saling pandang satu sama lain dan memudarkan kepercayaan yang mereka sembah. Akhirnya mereka melepaskan Nabi Ibrahim AS.
Kejadian tersebut akhirnya terdengar pula oleh Raja Namrud. Kemudian, ia memerintahkan untuk menangkap Nabi Ibrahim AS dan menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Hukuman mati tersebut yaitu dengan membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim AS karena telah melakukan dosa besar terhadap tuhan yang disembah masyarakat Babilon. Pembakaran ini sendiri dilaksanakan di tanah lapang dengan disaksikan oleh masyarakat. Mereka berbondong-bondong mengumpulkan kayu bakar karena mereka menganggap pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang suci. Hal ini karena akan membakar manusia ingkar terhadap sesembahan mereka.
Setelah terkumpul kayu bakar, kemudian berkumpullah masyarakat disana untuk menyaksikan pembakaran orang yang ingkar terhadap sesembahan mereka. Tumpukan kayu bakar tersebut telah memenuhi tanah lapang yang disediakan untuk membakar Nabi Ibrahim AS. Tumpukan kayu bakar itu terlihat menggunung, sehingga tidak seorang pun yang masuk ke dalam sana akan selamat.
Api yang dinyalakan itu berkobar-kobar tanpa membakar kayu bakar. Lidah api itu pun seolah menjilat-jilat udara mencari material yang akan dimangsanya. Setelah itu, dilemparkanlah Nabi Ibrahim AS kedalam api yang menjilat-jilat itu. Nabi Ibrahim AS meyakini bahwa Allah Ta'ala akan menolong hambanya ini dari jilatan api. Allah Ta'ala memberikan mukjizat kepada Nabi Ibrahim AS berupa api yang menjadi dingin. Firman Allah Ta'ala: "Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Pada saat didalam semak gunung api, tubuh Nabi Ibrahim AS tidak merasa sedikit pun kepanasan. Anehnya, api tersebut terasa dingin, hanya tali rantai yang mengikatnya saja telah lebur dimakan jilatan api. Sungguh merupakan mukjizat yang sangat luar biasa yang dialami Nabi Ibrahim AS.
Melihat kejadian tersebut, masyarakat yang menyaksikan sangat tercengang dan mulai mempercayainya. Bahkan, puteri dari Raja Namrud mulai tertarik dengan agama yang didakwahkan oleh Nabi Ibrahim AS. Akan tetapi, mereka menyatakan imannya secara sembunyi-sembunyi karena takut dihukum oleh para penguasa seperti Raja Namrud. Setelah Nabi Ibrahim AS dan para pengikutnya meninggal dunia, turunlah azab kepada Raja Namrud dan masyarakat yang menyembah berhala berupa serangan berjuta-juta nyamuk yang seolah-olah seperti harimau buas. Pada saat itu, Raja Namrud pun tewas karena seekor nyamuk masuk kedalam telinganya.
0 komentar:
Posting Komentar