Mukjizat Nabi Adam AS
Nabi Adam AS Sebagai Manusia Pertama yang diciptakan Allah Ta'ala
Allah Ta'ala Maha Besar dan Maha Pencipta. Allah menciptakan jagat raya
ini lengkap dengan isinya. Bumi beserta alamnya, menciptakan langit
dengan mataharinya, bulan, planet, dan bintang-bintang lainya. Allah
Ta'ala juga menciptakan para malaikat. Malaikat adalah makhluk ciptaan
Allah, yang selalu tunduk dan beribadah kepada-Nya. Selain Malaikat,
Allah Ta'ala menciptakan makhluk yang akan menghuni dan memelihara, dan
menikmati hasil bumi, seperti menikmati tumbuh-tumbuhannya dan mengelola
kekayaan yang terpendam di dalamnya. Lalu, makhluk apakah yang
diciptakan Allah sebagai penghuni bumi ini? Ketika Allah Ta'ala
mengabarkan kepada malaikat tentang penciptaan makhluk isi bumi, timbul
kekhawatiran para malaikat. Mereka khawatir mahkluk yang akan diciptakan
Allah ini akan membuat kerusakan dimuka bumi, dan melanggar apa yang
diperintahkan Allah Ta'ala. Allah kemudian menjawab kekhawatiran para
malaikat dengan jawaban yang tegas bahwa Dia Maha Mengetahui apa yang
tidak diketahui makhluknya itu. Hal ini tercantum dalam Surah Al-Baqarah
ayat 30:
Artinya:"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat,
"Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau
hendak menjadikan orang-orang yang akan merusak dan menumpahkan darah
disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia
berfirman "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S.
Al-Baqarah ayat 30)
Kemudian, Allah Ta'ala menciptakan makhluk yang disebut manusia. Manusia
diciptakan oleh Allah Ta'ala dari segumpal tanah liat, kering, dan
lumpur hitam yang berbentuk. Kemudian, Allah Ta'ala meniupkan roh
terhadap ciptaan-Nya sehingga hadirlah manusia yang sempurna. Manusia
pertama yang diciptakan Allah Ta'ala itu seperti yang kita kenal hingga
saat ini adalah Nabi Adam AS.
Allah Ta'ala mengajarkan atau memberikan mukjizat kepada Nabi Adam AS
tentang nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian
diperagakanlah benda-benda itu didepan para malaikat. Kemampuan mengenal
dan menghafal ini merupakan kekuatan akal yang menjadi kelebihan
manusia. Kemudian Allah Ta'ala berkata kepada malaikat: "sebutkan
kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (Q.S.
Al-Baqarah ayat 31).
Para malaikat tidak berdaya untuk menjawab pertanyaan dari Allah Ta'ala,
yaitu untuk menyebutkan nama-nama benda yang berada didepan mereka.
Mereka mengakui ketidak sanggupan mereka dengan berkata: "Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
Allah Ta'ala memerintahkan Adam memberitahukan nama-nama benda itu
kepada para malaikat. Kemudian, setelah diberitahukan oleh Adam, Allah
Ta'ala berkata kepada mereka: " Bukankah Aku telah katakan padamu
bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa
yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan." (Q.S. Al-Baqarah ayat 31).
Atas kemuliaan berupa kemampuan akal yang diberikan oleh Allah Ta'ala
kepada Nabi Adam AS maka Allah Ta'ala memerintahkan kepada semua
makhluk-Nya untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. Akhirnya, semua malaikat
bersujud kepada Nabi Adam, kecuali iblis. Iblis membangkang dan enggan
mematuhi perintah Allah Ta'ala untuk bersujud dihadapan Nabi Adam AS
sebagai penghormatan bagi makhluk Allah Ta'ala yang akan diberi amanat
menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta
yang terpendam di dalamnya.
Iblis merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam,
karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah liat dan
lumpur. Iblis merasa rendah apabila bersujud menghormati Adam seperti
para malaikat, meskipun telah diperintahkan oleh Allah Ta'ala. Iblis
termasuk makhluk yang sombong dan kafir karena tidak mau menuruti
perintah Allah Ta'ala.
Kesombongan, kecongkakan, dan pembangkangan iblis terhadap apa yang
diperintahkan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala menghukum iblis dengan
mengusirnya dari surga dan mengeluarkanya dari barisan malaikat dengan
disertai kutukan yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di
samping itu, ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.
Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia
hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan hidup kekal hingga hari
kebangkitan kembali di hari kiamat. Allah Ta'ala mengabulkan
permohonannya itu. Iblis berjanji akan menyesatkan Adam, sebagai sebab
terusirnya dia dari surga dan dikeluarkanya dari barisan malaikat.
Selain itu, iblis pun akan selalu menggoda anak keturunan Adam untuk
meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat.
Dengan demikian, mereka supaya melalaikan perintah-perintah Allah
Ta'ala.
Adam diberi tempat oleh Allah Ta'ala di surga dan diciptakanlah Hawa
untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, serta mengembangkan
keturunanya. Kemudian, Allah Ta'ala menghadiahkan tempat tinggal di
surga bersama istrinya Hawa. Di surga, mereka diberikan kebebasan
memakan apa saja, Allah Ta'ala berpesan kepada Adam dan Hawa agar tidak
memakan buah pada pohon yang dilarangnya. Seperti dijelaskan dalam
Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 19. Allah Ta'ala berfirman:
Artinya: "Dan (Allah berfirman), "Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama
istrimu di dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu sukai. Tetapi
janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati)
kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-A'raf ayat 19).
Iblis mulai menunjukan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang
sedang hidup di surga. Ia mencoba mendekati Adam dan Hawa. Segala cara
digunakan oleh iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa agar
iblis dapat dipercayai. Kemudian, iblis membisikan kepada mereka bahwa
larangan Allah Ta'ala memakan buah-buah yang ditunjuk itu karena dengan
memakan buah itu mereka hidup kekal. Tidak henti-henti iblis membujuk
Adam dan Hawa dengan keharuman bau dan kelezatan rasa buah pohon yang
dilarang Allah Ta'ala itu. Akhirnya, Adam dan Hawa tergoda oleh rayuan
iblis dan melanggar larangan Allah Ta'ala.
Adam dan Hawa akhirnya sadar bahwa mereka telah melanggar perintah Allah
Ta'ala. Mereka telah melakukan suatu dosa besar. Akhirnya, Adam dan
Hawa bertobat dan memohon ampun terhadap apa yang telah mereka perbuat.
Allah Ta'ala telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni
perbuatan pelanggaran yang telah mereka lakukan. Adam dan Hawa merasa
tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah Ta'ala dan
selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh iblis serta
akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan
murka dan teguran Allah Ta'ala.
Pengajaran bagi Adam dan Hawa adalah agar lebih berhati-hati menghadapi
tipu daya dan bujukan iblis yang terlaknat itu. Selain itu, Allah Ta'ala
mengingatkan agar Adam dan Hawa menyampaikan pesan kepada anak cucunya
bahwa agar tidak tergoda kepada rayuan iblis. Akan tetapi, atas
perbuatan pelanggaran tersebut, Allah Ta'ala memerintahkan Adam dan Hawa
turun ke bumi.
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh
berlainan dengan hidup di surga. Mereka harus menempuh hidup di dunia
yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia
yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya. Umat manusia yang akan
berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa. Keberagaman
tersebut akan menjadi pertentangan, permusuhan sehingga satu sama
lainnya akan saling membunuh, aniaya-menganiaya, dan tindas-menindas
sehingga dari waktu ke waktu Allah Ta'ala mengutus nabi-nabi-Nya dan
rasul- rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus.
0 komentar:
Posting Komentar