Jumat, 28 April 2017

Mujizat Nabi Adam AS

Mukjizat Nabi Adam AS

Nabi Adam AS Sebagai Manusia Pertama yang diciptakan Allah Ta'ala Allah Ta'ala Maha Besar dan Maha Pencipta. Allah menciptakan jagat raya ini lengkap dengan isinya. Bumi beserta alamnya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan, planet, dan bintang-bintang lainya. Allah Ta'ala juga menciptakan para malaikat. Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah, yang selalu tunduk dan beribadah kepada-Nya. Selain Malaikat, Allah Ta'ala menciptakan makhluk yang akan menghuni dan memelihara, dan menikmati hasil bumi, seperti menikmati tumbuh-tumbuhannya dan mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya. Lalu, makhluk apakah yang diciptakan Allah sebagai penghuni bumi ini? Ketika Allah Ta'ala mengabarkan kepada malaikat tentang penciptaan makhluk isi bumi, timbul kekhawatiran para malaikat. Mereka khawatir mahkluk yang akan diciptakan Allah ini akan membuat kerusakan dimuka bumi, dan melanggar apa yang diperintahkan Allah Ta'ala. Allah kemudian menjawab kekhawatiran para malaikat dengan jawaban yang tegas bahwa Dia Maha Mengetahui apa yang tidak diketahui makhluknya itu. Hal ini tercantum dalam Surah Al-Baqarah ayat 30:
Artinya:"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang-orang yang akan merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S. Al-Baqarah ayat 30)
Kemudian, Allah Ta'ala menciptakan makhluk yang disebut manusia. Manusia diciptakan oleh Allah Ta'ala dari segumpal tanah liat, kering, dan lumpur hitam yang berbentuk. Kemudian, Allah Ta'ala meniupkan roh terhadap ciptaan-Nya sehingga hadirlah manusia yang sempurna. Manusia pertama yang diciptakan Allah Ta'ala itu seperti yang kita kenal hingga saat ini adalah Nabi Adam AS.
Allah Ta'ala mengajarkan atau memberikan mukjizat kepada Nabi Adam AS tentang nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian diperagakanlah benda-benda itu didepan para malaikat. Kemampuan mengenal dan menghafal ini merupakan kekuatan akal yang menjadi kelebihan manusia. Kemudian Allah Ta'ala berkata kepada malaikat: "sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (Q.S. Al-Baqarah ayat 31).
Para malaikat tidak berdaya untuk menjawab pertanyaan dari Allah Ta'ala, yaitu untuk menyebutkan nama-nama benda yang berada didepan mereka. Mereka mengakui ketidak sanggupan mereka dengan berkata: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
Allah Ta'ala memerintahkan Adam memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat. Kemudian, setelah diberitahukan oleh Adam, Allah Ta'ala berkata kepada mereka: " Bukankah Aku telah katakan padamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan." (Q.S. Al-Baqarah ayat 31).
Atas kemuliaan berupa kemampuan akal yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepada Nabi Adam AS maka Allah Ta'ala memerintahkan kepada semua makhluk-Nya untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. Akhirnya, semua malaikat bersujud kepada Nabi Adam, kecuali iblis. Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah Ta'ala untuk bersujud dihadapan Nabi Adam AS sebagai penghormatan bagi makhluk Allah Ta'ala yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.
Iblis merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan lebih agung dari Adam, karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah liat dan lumpur. Iblis merasa rendah apabila bersujud menghormati Adam seperti para malaikat, meskipun telah diperintahkan oleh Allah Ta'ala. Iblis termasuk makhluk yang sombong dan kafir karena tidak mau menuruti perintah Allah Ta'ala.
Kesombongan, kecongkakan, dan pembangkangan iblis terhadap apa yang diperintahkan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala menghukum iblis dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkanya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping itu, ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.
Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat. Allah Ta'ala mengabulkan permohonannya itu. Iblis berjanji akan menyesatkan Adam, sebagai sebab terusirnya dia dari surga dan dikeluarkanya dari barisan malaikat. Selain itu, iblis pun akan selalu menggoda anak keturunan Adam untuk meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat. Dengan demikian, mereka supaya melalaikan perintah-perintah Allah Ta'ala.
Adam diberi tempat oleh Allah Ta'ala di surga dan diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, serta mengembangkan keturunanya. Kemudian, Allah Ta'ala menghadiahkan tempat tinggal di surga bersama istrinya Hawa. Di surga, mereka diberikan kebebasan memakan apa saja, Allah Ta'ala berpesan kepada Adam dan Hawa agar tidak memakan buah pada pohon yang dilarangnya. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 19. Allah Ta'ala berfirman:
Artinya: "Dan (Allah berfirman), "Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu di dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-A'raf ayat 19).
Iblis mulai menunjukan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup di surga. Ia mencoba mendekati Adam dan Hawa. Segala cara digunakan oleh iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa agar iblis dapat dipercayai. Kemudian, iblis membisikan kepada mereka bahwa larangan Allah Ta'ala memakan buah-buah yang ditunjuk itu karena dengan memakan buah itu mereka hidup kekal. Tidak henti-henti iblis membujuk Adam dan Hawa dengan keharuman bau dan kelezatan rasa buah pohon yang dilarang Allah Ta'ala itu. Akhirnya, Adam dan Hawa tergoda oleh rayuan iblis dan melanggar larangan Allah Ta'ala.
Adam dan Hawa akhirnya sadar bahwa mereka telah melanggar perintah Allah Ta'ala. Mereka telah melakukan suatu dosa besar. Akhirnya, Adam dan Hawa bertobat dan memohon ampun terhadap apa yang telah mereka perbuat. Allah Ta'ala telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang telah mereka lakukan. Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah Ta'ala dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh iblis serta akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Allah Ta'ala. Pengajaran bagi Adam dan Hawa adalah agar lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan iblis yang terlaknat itu. Selain itu, Allah Ta'ala mengingatkan agar Adam dan Hawa menyampaikan pesan kepada anak cucunya bahwa agar tidak tergoda kepada rayuan iblis. Akan tetapi, atas perbuatan pelanggaran tersebut, Allah Ta'ala memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi.
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di surga. Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya. Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa. Keberagaman tersebut akan menjadi pertentangan, permusuhan sehingga satu sama lainnya akan saling membunuh, aniaya-menganiaya, dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah Ta'ala mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul- rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus.

0 komentar:

Posting Komentar